Lihat ke Halaman Asli

Fahmi Irhamsyah

The Lifelong Learner

Fenomena Blur Foto dan Kebodohan dalam Bermedsos

Diperbarui: 11 Februari 2020   16:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Baca sampai selesai ya...

Ramai di jagad medsos dan media daring tentang fenomena lembaga kemahasiswaan yang memblur foto pengurus wanitanya. Tidak tanggung-tanggung lembaga mahasiswa yang memblur foto pengurus wanitanya adalah kampus-kampus negeri ternama di tanah air yaitu UNJ dan UGM. Bahkan di MIPA UNJ pengurus wanita diganti wajahnya dengan gambar anime.

Publik akhirnya terhasut karena muncul aksi-aksi menghakimi sepihak, hingga muncul statemen seperti "tidak menghargai gender", "menghilangkan peran wanita" dll. Bagaimana sebaiknya kita menyikapi fenomena ini? saya sangat menyesalkan dengan aksi sepihak mereka yang secara tendensius menuduh BEM di UNJ dan UGM menghilangkan "peran wanita" dalam organisasi ini.

Seharusnya orang-orang yang mengeluarkan statement tersebut bertanya dahulu! Apakah ini memang permintaan pengurus wanita atau memang kebijakan diskriminatif pengurus lelaki? Di negara maju seperti Inggris, kita dilarang sembarangan memotret dan mengupload foto-foto orang ke media sosial.

Saat saya mendaftarkan anak ke sekolah di Inggris, kami harus mengisi salah satu form yang pertanyaannya adalah : Bolehkah sekolah mengupload foto anda/anak anda ke media-media sosial sekolah (website, FB, IG, dll). Kita berhak untuk memilih : mengizinkan atau tidak. Hal ini menjadi pertanyaan juga saya melamar pekerjaan di Inggris.

Maka, saat kita menyatakan "tidak bersedia" saat mengisi form atau mengeluarkan statement tersebut. Lembaga sangat menghargai keputusan ini, karena ini merupakan bagian dari privacy. Media-media sosial lembaga tidak akan pernah memposting wajah kita di media sosial. Jika akhirnya memposting maka mereka akan memblurkan atau menutupnya dengan sticker.

Apakah saat lembaga-lembaga ini memblur foto-foto para guru, pegawai, murid dan lainnya berarti menghilangkan mereka dalam sejarah? Tentu tidak! Justru menjadi kesalahan fatal jika lembaga memposting gambar tersebut. Maka, kembali pada fenomena blur foto. Jika ternyata blurnya foto memang permintaan dari para pengurus wanita, maka tidak ada yang salah! BEM di UNJ dan UGM, anda berada pada jalan yang benar. Inilah etika dalam bermedsos. Tidak usah pedulikan mereka yang masih bodoh dalam bermedsos.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline