Lihat ke Halaman Asli

Fahmi Lathif

Menulis untuk keabadian

Hamparan Lebah di Tanah yang Subur

Diperbarui: 14 Juli 2022   12:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi

Tema ini sengja saya angkat untuk sedikit membuka khazanah berpikir kita sebagai manusia yang cinta terhadap lebah. Secara keilmuan, materi tentang lebah literaturnya sangat sedikit. Ini dikarenakan minimnya ilmuan atau peneliti yang meneliti tentang lebah. 

Padahal, jika kita perhatikan praktisi atau peternak lebah di Indonesia sangat banyak. Kendalanya adalah minim literatur sehingga minat masyarakat untuk belajar lebah sangat sedikit. Bahkan diantara kita khususnya pemua sering bertanya bagaimana cara beternak lebah yang benar?

Keprihatinan ini menjadi kegelisahan tersendiri bagi  dunia perlebahan di Indonesia. Mereka yang ingin belajar lebah khusus bagi pemula akan sangat sukar menemukan cara beternak yang benar, disisi lain secara tidak langsung banyak praktisi atau peternak lebah yang masih berbeda argumen cara berternak lebah walaupun mereka sudah berpengalaman. Kedua pandangan tersebut perlu sekali kita bahas dan disatukan agar tidak terjadi masalah dalam beternak lebah dikemudian hari.

Ada beberapa faktor sebenarnya yang menjadi penghambat ilmu perlebahan tidak berkembang. Salah satunya adalah tidak ada standar atau pakem bagaimana cara beternak lebah yang benar. 

Imbasnya banyak argumen dari peternak lebah baik pemula dan praktisi yang rancu, contohnya mengakui dirinya lebih tahu cara beternak lebah dari yang lainnya, padahal ilmunya masih minim atau sebaliknya yang sudah pandai lebih memilih diam dalam keadaan. Ini sebenarnya yang harus kita rubah secara mental, kita harus Open mind yang luas dan berpikir kritis bahwa kita semua sama dan harus belajar bersama.

Secara garis besar memang sudah ada aturan tata cara beternak lebah secara internasional, namun akan tetapi lebih indah jika kita menetukan pakemnya sendiri, mengingat lebah yang ada di Indonesia hidup dengan cara sendiri dan vegetasi sendiri sehingga beda perlakuan dengan negara lain. 

Ini tentunya menjadi keunikan tersendiri kalau kita mau mengembangkan dan mentukan pakemnya sendiri sehingga dunia perlebahan Indonesia akan sangat menarik.

Pertanyaanya mampukah kita mencintai lebah dengan hati? Jika kita ingin mencintai lebah tentu kita harus tahu dulu ilmunya lebah. Ilmu itu diperoleh dengan belajar dan membaca banyak literatur. Literatur ini sebenarnya menjadi salah satu kendala. 

Banyak sekali praktisi perlebahan yang pintar atau ahli, namun sangat disayangkan mereka tidak mau menuliskan atau menceritakan pengalaman mereka. 

Mereka hanya menularkannya dari mulut ke mulut sehingga ilmu itu tidak berkembang sehingga banyak masyarakat awam yang kesulitan jika ingin mempelajarinya. Seperti halnya para pemula yang ingin belajar lebah. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline