Lihat ke Halaman Asli

Orang Tua Mudah Marah, Apa yang Terjadi pada Anak?

Diperbarui: 22 Maret 2017   22:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Tentu saat menjadi orang tua pasti memiliki karakter berbeda beda. selain itu tingkat emosionalnya juga berbeda beda pula. Ada yang sabar, ada yang pemarah, dan juga ada yang ada diantara keduanya. Mari kita flashback ke masa lalu kita. Dulu pada saat pembagian rapor adalah saat menegangkan bagi kebanyakan anak. gugup dan was was dengan hasil rapor tersebut. Dunia akan terasa indah jika hasil baik,dan akan berubah menjadi neraka jika hasil buruk. Kebanyakan dari orangtua akan melampiaskan rasa marah mereka pada anak pada saat tersebut. Terlebih jika anak melakukan kesalahan, maka orangtua akan dengan mudahnya menjadikan emosi sebagai media menegur anak.

Emosi pada orangtua memang kerap terjadi. Ada banyak hal yang menjadi penyebab utama timbulnya emosi, salah satunya adalah karena kelelahan. Emosi paling banyak menyerang pada ayah. Karena sudah terlalu lelah bekerja sehingga sangat mmudah sekali emsoi saat melihat anak tidak sesuai keinginannya.

Ingatlah untuk para ayah, emosi berlebihan bukanlah hal yang diinginkan oleh anak. menegur anak adalah hal wajar yang dilakukan orangtua, namun bukan dengan cara yang kasar dan keterlaluan. Membentak anak dengan nada yang keras adalah sikap paling sering terjadi. Padahal efek yang timbul dari bentakan tersebut akan membekas hingga anak dewasa. Terlebih pada anak yang sering dibentak atau dipukul keterlaluan oleh orang tua. Itu semua hanya akan memicu dampak negatif berkepanjangan.

Anak sangat perlu nasehat dan teguran dari orangtua, namun juga harus ada unsur kasih sayang dalam penyampaiannya. Jika didalamnya hanya ada unsur emosi saja, maka nasihat dan teguran tadi tidak akan tersampaikan pada anak. dampak negatif dari sikap emosional orangtua adalah sebagai berikut:

  • Minder: Anak yang sering dibentak oleh orang tua maka ia akan merasa minder dan rendah diri. Kepercayaan diri dalam anak pun juga berkurang karena measa apa yang ia lakukan selalu salah di mata orangtua dan orang lain.
  • Menjadi pribadi yang tertutup: Emosi pada orang tua yang berlebihan akan berakibat ketakutan anak saat akan bercerita atau mengungkapkan sesuatu pada orangtua. Mereka akan menjadi pribadi yang tertutup dan justru anak yang seperti ini akan sulit terkontrol oleh orang tua karena akan melakukan hal hal diluar sepengetahuan orang tua.
  • Pemberontak: Anak yang sering dibentak bahkan dipukul akan menjadi anak yang pemberontak terhadap nasehat orangtua. Mereka akan bersikap acuh terhadap orangtua, bahkan larangan dari orangtua justru akan dilakukan oleh mereka.
  • Pemarah atau emosian: Saat melihat orang tua mudah marah, maka anak akan berkaca dari orang tua mereka. Anak akan meniru apa saja yang didengar dan dilihatnya. Sehingga anak yang hidup di antara orang tua yang emosianalnya tinggi, mereka akan bersifat kasar, mudah marah, dan tidak menghargai orang lain.

Nah untuk para orangtua, sangat perlu adanya kontrol emsoi pada saat menegur anak, karena dengan kata kata yang lembut dan bijaksana, maka nasehat akan mudah tersampaikan pada anak dan menimbulkan sifat anak yang positif dan baik.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline