Lihat ke Halaman Asli

Fahira

Mahasiswa

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

Diperbarui: 8 Juni 2024   02:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dinkes.magelangkab.go.id

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) terbagi menjadi dua kategori utama: Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA Atas) dan Infeksi Saluran Pernapasan Bawah (ISPA Bawah). ISPA Atas melibatkan saluran udara dari hidung hingga pita suara di laring, termasuk sinus paranasal dan telinga tengah, sementara ISPA Bawah mencakup trakea, bronkus, bronkiolus, dan alveoli. 

Penyakit ini tidak hanya mempengaruhi saluran pernapasan tetapi juga memiliki efek sistemik melalui kemungkinan penyebaran infeksi, toksin mikroba, peradangan, dan penurunan fungsi paru-paru. Penyakit seperti difteri, pertusis, dan campak, yang dapat dicegah melalui vaksinasi.

ISPA merupakan penyebab umum penyakit dan kematian pada anak-anak di bawah usia lima tahun, dengan rata-rata tiga hingga enam episode ISPA setiap tahun. Meskipun angka kematian cenderung lebih tinggi di negara berkembang karena faktor risiko dan etiologi yang berbeda, tingkat keparahan juga bervariasi antara negara berpenghasilan tinggi dan rendah. 

Terlepas dari perawatan medis, banyak kasus ISPA Bawah yang parah tidak merespons terapi, terutama karena kurangnya obat antivirus yang efektif. Statistik menunjukkan bahwa sekitar 10,8 juta anak meninggal setiap tahun akibat ISPA, dengan sebagian besar kasus terjadi di Afrika dan Asia Tenggara.

ISPA Atas merupakan penyakit infeksi yang umum, meliputi rhinitis, sinusitis, infeksi telinga, faringitis, dan epiglotitis. Sebagian besar ISPA Atas disebabkan oleh virus, dengan beberapa virus seperti rhinovirus dan virus syncytial pernapasan menjadi penyebab utama. Meskipun mayoritas ISPA Atas sembuh dengan sendirinya, komplikasi seperti infeksi bakteri sekunder dapat terjadi. 

Faringitis akut, yang sering disebabkan oleh virus pada anak-anak kecil, ditandai oleh kemerahan dan pembengkakan faring serta pembesaran amandel. Infeksi streptokokus juga bisa terjadi, terutama pada anak yang lebih besar. Di beberapa negara, infeksi faringitis dapat menyebabkan komplikasi seperti demam rematik akut dan karditis.

Infeksi telinga akut, yang mempengaruhi hingga 30 persen dari kasus ISPA Atas, dapat menyebabkan perforasi gendang telinga dan keluarnya cairan telinga kronis. Komplikasi ini dapat menyebabkan gangguan pendengaran atau tuli, terutama pada anak usia sekolah. ISPA Bawah umumnya melibatkan pneumonia dan bronkiolitis. 

Di antara penyebabnya adalah virus RSV, yang menyebabkan musim terjadinya penyakit ini. Penelitian lebih lanjut diperlukan mengenai epidemiologi virus influenza pada anak-anak di negara berkembang, sementara vaksinasi telah terbukti mengurangi insiden pneumonia yang terkait dengan virus.

Pneumonia dapat disebabkan oleh bakteri atau virus. Pneumonia bakteri sering disebabkan oleh bakteri seperti Streptococcus pneumoniae dan Haemophilus influenzae. Meskipun teknik untuk menentukan etiologi bakteri masih kurang sensitif, vaksinasi telah terbukti efektif dalam mengurangi jumlah kasus pneumonia yang disebabkan oleh S. pneumoniae. 

Pencegahan ISPA dapat dilakukan melalui praktik-praktik seperti menjaga pola makan yang sehat, mencuci tangan secara teratur, dan vaksinasi influenza. Etika batuk dan bersin serta penggunaan masker juga penting untuk mencegah penyebaran virus dan bakteri kepada orang lain.

Dalam rangka mengatasi beban penyakit yang ditimbulkan oleh Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), penting bagi kita untuk memahami penyebab, gejala, serta cara-cara pencegahan dan pengobatannya. ISPA, terutama pada anak-anak di bawah lima tahun, merupakan penyebab umum penyakit dan kematian yang memerlukan perhatian serius. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline