Lihat ke Halaman Asli

Someday We'll Be Happy

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Someday we’ll be happy.

Sepotong kalimat yang mengganggu pikiran saya seminggu ini....terlontar dari penghiburan seorang sahabat ketika rumah hati saya agak sedikiiiiiit goncang terkena gempa susulan :) Hehehe, maklum, lah, saya juga manusia biasa, sedang belajar berjalan dari tertatih dalam proses-proses kehidupan.

Kalimat itu kemudian mengganggu saya sampai seminggu kemudian....

Entahlah. saya hanya berpikir, bahwa saya memandang kebahagiaan dengan cara lain. Mungkin saat itu saya memang sedang goncang. Unhappy? Yaaa....okelah. Tapi...eum...

Hehehe...maaf ya sahabatku sayang....somehow u’re right, but. Entahlah, jika diberi kalimat “suatu hari kita akan bahagia”, saya justru berasa mau protes....karena saya mendengarnya seperti sebuah tujuan yang suatu hari akan saya capai entah dengan indikator apa, dan itu berarti saat ini, dengan segala apa yang saya lakukan, belum merupakan tanda kebahagiaan saya.

Saya merasa lebih setuju dengan quote entah siapa itu, bahwa bahagia itu perjalanan, bukan tujuan.

Bahagia sendiri, dalam definisi yang saya mengerti, hanyalah sesuatu yang kecil, yang selama ini saya biarkan hidup, tumbuh, dan berkembang dalam kehidupan saya. Bagi saya, dia perasaan ketika saya membuka mata di pagi hari dan berkata, “buongioooornooooooooo!” sambil menguap dan membuka jendela. Dia muncul menghangat dalam hati, ketika saya bisa berbagi sedikit rezeki dengan orang-orang di sekitar saya. Dia menyapa, ketika saya merasakan sujud yang damai, dimana Tuhan terasa begitu dekat. Bahagia itu ringan, dalam pandangan saya. Bahagia itu bebas, bagi hati saya. Terkadang dia berat, jika ada haru tersingkap dari lubuk hati, yang tak mampu saya keluarkan lewat airmata karena....malu menangis di depan umum :D

Hidup saya tidak kemudian terasa sempurna setelahnya. I don’t live a fairytale. Tapi saya mencintainya. Seperti juga saya mencintai rasanya mencintai orang lain. Seperti itu juga rasanya ketika saya menikmati melihat orang-orang di sekitar saya tersenyum.

Saya masih punya banyak impian, saya masih ingin mengejar banyak cita-cita. Dan dalam hidup saya, saya hanya berusaha melakukan yang terbaik dari hal-hal yang saya lakukan. Saya hanya ingin memberi yang terbaik yang mampu saya beri pada kehidupan. Sebab hidup ini pendek, hanya sekali saja, dan indah dalam keapaadaannya.

Terima kasih, Tuhan, Kau memang Maha Hebat!

Ps : ini link video bertema kebahagiaan yang sangat saya sukai, sangat inspiratif....film pendek yang membuat saya hanya bisa mengucap “Subhanallah...” :))))

http://www.youtube.com/watch?v=flkFW5E0XcM

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline