Lihat ke Halaman Asli

Perjalanan Rantau - Permen Bentuk Jadi Jawabannya

Diperbarui: 4 Desember 2023   17:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Penjual Permen Bentuk "Gulali." di Tepi Malioboro. Dokpri

Malioboro, Yogyakarta – Di balik keramaian Malioboro yang tidak pernah surut, tersembunyi kisah manis kreativitas lokal yang memikat hati. Jejak penjual permen bentuk di jalanan ini tidak hanya menciptakan rasa manis, tetapi juga memperlihatkan warna-warni kecerdikan dalam setiap bentuk dan pembuatannya. Simak kisah unik dan keindahan yang dihasilkan oleh penjual permen yang berhasil mewarnai hati wisatawan.

Seiring langkah menelusuri Malioboro, kita akan menemukan sejumlah penjual permen yang tidak hanya menjual, tetapi juga menciptakan kreativitas dari permen yang dibuat menjadi berbagai bentuk untuk menarik mata wisatawan. Para wisatawan tidak menutupi rasa penasaran akan rasa dan bentuk permen seperti apa yang akan mereka pilih. Setiap permen menjadi karya seni yang memperkaya pengalaman. Melalui permen bentuk ini, para pengrajin tidak hanya mewariskan tradisi, tetapi juga menciptakan daya tarik baru. 

Malioboro menjadi saksi perpaduan antara perjalanan rantau dan seni kreatif lokal yang termanifestasi dalam permen bentuk. kita akan menemukan keajaiban di balik jajanan manis yang khas. Berbeda dari permen biasa, permen di Malioboro diubah menjadi bentuk-bentuk unik yang mencerminkan keberagaman seni dan budaya setempat.

Tak hanya sekadar lezat, perjalanan rantau-permen bentuk di Malioboro membawa dampak positif bagi ekonomi lokal. Pengembangan industri permen bentuk telah menciptakan peluang kerja dan meningkatkan pendapatan bagi masyarakat setempat. Dengan begitu, Malioboro bukan hanya destinasi wisata, tetapi juga tempat di mana perjalanan rantau dan seni bertemu, menciptakan pengalaman tak terlupakan.

 

Salah satu penjual permen, Bapak Anwar. Beliau merupakan perantau dari Garut, Jawa Barat. Memilih Yogyakarta sebagai tempat mencari uang untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. “Dulu saya jadi supir angkot atau kerja serabutan di kota asal, tapi akhirnya milih Jogja aja karna biaya hidup lebih murah dan jual permen disini ngga terlalu susah. cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan transfer anak istri.” Ujar Anwar, Penjual Permen Bentuk di Yogyakarta, Senin (27/11/2023)
 
Terciptanya berbagai permen dengan segala bentuk, menghadirkan inovasi baru untuk jantung Yogyakarta itu. Hampir 20 tahun, Bapak Anwar tidak memilih pekerjaan lain dan menjadikan “permen bentuk.” itu sebagai sumber penghasilan utama. Setiap hari bisa menghasilkan ratusan permen yang bisa habis dalam waktu yang terkadang tidak bisa ditentukan.

Bapak Anwar mengatakan “Saya lebih senang berjualan seperti ini, walaupun hasilnya mungkin gak seberapa tapi alhamdulillah bisa menyekolahkan anak saya sampai kuliah. jauh dari keluarga tapi dengan penghasilan yang pasti.” Warna-warni permen bentuk di Malioboro tidak hanya memberikan kelezatan bagi lidah, tetapi juga menggambarkan nuansa kreativitas yang tak terbatas. Jejak Bapak Anwar sebagai perantau dan menetap menjadi penjual permen ini menjadi bagian dari Malioboro yang tak terlupakan, mewarnai setiap kunjungan wisatawan dengan kenangan manis.

Ini kisah tentang bagaimana seseorang memilih usaha lokal dengan kreativitas yang dapat memenuhi kehidupan menjadi sebuah keunikan sederhana yang dapat menciptakan pesona luar biasa di jantung Yogyakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline