Ayo kita tengok si Tarso yang melukis
eksplosi hipertensi pada taplak meja, lantai, dan tembok
dengan kepala yang sudah celengan pecah
memori-memori berceceran:
2/4 remah-remah nasi kucing
yang kian diprotes perutnya
1/4 uang receh yang berkaca-kaca
mengeja halaman di buku hutang
1/4 rupiah bernominal harapan disulap asap
sehabis ketuk palu tengah malam
mari mengenangnya seperti kebanyakan orang