Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Senja dengan Segala Tanya

Diperbarui: 1 Desember 2016   01:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN

Senja hari ini, masih saja sama
meski detak jarum jam tak henti mengeja
adakah esok, senja kembali berwarna jingga,
juga mengalun nyanyian-nyanyian purba.

Oh, aku tak bisa tak bertanya
sebab misteri kian hitam menjelaga
sebagaimana Musa yang hilang kembara:
melempar pertanyaan, menagih jawaban.

Andai saja aku nelayan dengan sampan
tak kan gentar, badai menerjang
andai saja aku nelayan dengan sampan
berbekal kerlip bintang, paham jalan pulang

Andai saja aku nelayan dengan sampan
tak kan limbung, angin membedal
andai saja aku nelayan dengan sampan
berbekal suara burung, paham asal muasal

Adakah esok, senja kembali berwarna jingga,
juga mengalun nyanyian-nyanyian purba.
sementara detak jarum jam tak henti mengeja
pada senja, yang juga masih sama.

Oh, masih saja aku bertanya,
sementara, dibanding Baginda Musa:
aku bukanlah apa-apa.

 

Fakfak, 30 November 2016




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline