Lihat ke Halaman Asli

Teruntuk Kamu, Perempuan Tangguhku.

Diperbarui: 22 Maret 2021   23:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Teruntuk kamu, Perempuan tangguhku.

(Sebuah Surat untuk Kamu, iya ... diriku)

Dari bait-bait aksara yang hari ini kucipta, izinkanlah aku 'tuk ungkapkan sebuah rahsa yang telah kusimpan sejak lama. Tiada kata yang ingin kusampaikan selain ucapan terima kasih karena telah sanggup  bertahan sampai sejauh ini, dari segala ujian, dari segala keperihan yang mencipta luka-luka yang dalam. Aku tau sakitmu, ketika rasa percaya dirimu menghilang saat sebuah lingkungan yang seharusnya mendukungmu, membantumu malah makin membuatmu jatuh dan akhirnya engkau pun sulit menerima sebuah kekurangan yang dititipkan Tuhan. Seharusnya kau tumbuh dengan penuh kasih sayang, namun nyatanya kau tumbuh dengan penuh luka yang kau simpan dalam diam pun dengan segala tekanan yang menahan beberapa impian. Wajahmu sering kali menampilkan senyum indah, namun matamu menggambarkan kepedihan luar biasa. Dan aku pun tau kala tiap hari guyonan berbalut cacian dan hinaan menyambangi gendang telinga, kau masih mencoba menahan segala air mata dan menunjukkan bahwa kau baik-baik saja meskipun kutau hatimu begitu terluka.


Teruntuk kamu, perempuan tangguhku, bayang tangismu dalam kesendirian senantiasa terngiang, tapi aku tau kamu perempuan kuat dan hebat yang pernah kukenal. Percayalah sayang, dibalik sebuah kekurangan yang diberikan Tuhan, pasti memiliki rencana yang lebih indah dari harapan.


Dan terima kasih telah menjadi bagian dari diriku, aku. Tetaplah yakin apapun rencana Tuhan adalah yang terbaik untukmu. Jangan pernah merasa sendiri, karena aku selalu berada di sisimu, kawan. Aku adalah kamu dan kita adalah satu dalam kehidupan.


Hari ini, dua puluh dua maret dua ribu dua puluh satu, menjadi hari yang berat buatmu ya. Hari ini adalah hari di mana kau harus mengukir sebuah keputusan sulit yang membuatmu mengubah segala rencana di masa depan. Aku tau, kau sanggup menerima ini, menyimpan rapat segala ego dan membiarkan mimpi-mimpimu tergantung di awan.

Aku tau kau kini butuh sosok pendengar setia selain diriku yang bisa memahamimu sepenuh jiwa, mengganti air matamu menjadi senyum bahagia dan seseorang yang senantiasa ada di fase bawahmu meskipun sekedar mengucapkan "Semua akan baik-baik saja,"


Kuberharap di kehidupan baru yang akan segera kau jejakki kau bisa menemukan sosok yang benar-benar bisa membuatmu bahagia, yang bisa kau peluk erat tuk sedikit redamkan luka, karena aku tau pelukan semuku tidak lah cukup buatmu.

"Aku bukan tidak mendapatkan apa yang kuimpikan, hanya saja Tuhan menyimpankannya untukku dan akan memberikan di waktu yang tepat dan dengan hal lebih indah dari apa yang aku impikan sebelumnya"

****

Pekalongan, 22 Maret 2021




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline