Lihat ke Halaman Asli

Fadri Febrian

Mahasiswa

Petualangan Sejarah dan Keindahan Alam: Menyusuri Tahura Bandung bersama Program Kampus Merdeka

Diperbarui: 13 September 2023   23:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber : dokumentasi pribadi

Saya Fadri Febrian merupakan mahasiswa Universitas Sebelas November yang saat ini berkesempatan mengikuti Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka 3 di Universitas Negeri Medan. Nah, dalam program ini saya berkesempatan mengikuti kegiatan modul nusantara yang mengajak saya mengeksplore kebudayaan di Kota Bandung. Alias jalan-jalan sambil edukasi

Kegiatan Modul Nusantara pertama ini dosen dan mentor saya mengajak kelompok saya  mengunjungi Taman Hutan Raya Kota Bandung. Taman ini terletak tak jauh dari tempat kami tinggal di Dormitory Kampus UPI,hanya membutuhkan waktu kurang dari sejam untuk sampai ke Tahura.

Di kawasan Tahura ada banyak sekali tempat wisata yang dapat kita kunjungi. Namun sebagai rute utama perjalanan kami ini adalah Goa Jepang, Goa Belanda, dan Penangkaran Rusa.  Baru saja menginjakkan kaki di Pintu Masuk Tahura ini rasa damai, sejuk,dan asri langsung menyambut kami.

Setelah selesai melakukan pembayaran karcis, kami mulai memasuki kawasan Tahura ini, banyak sekali pepohonan yang tumbuh subur menambah keasrian suasana berjalan ditempat ini.  Dikawasan ini juga terdapat area permainan anak -- anak yang dapat dipakai oleh pengunjung yang membawa anaknya. Diperjalanan menuju Goa ada banyak hewan -- hewan yang berkeliaran bebas disekitar hutan, termasuk monyet -- monyet yang membuat gemas bagi para pengunjung.

Tiba di goa Jepang, ada banyak yang manwarkan jasa tour guide dan untuk kelompok saya sendiri memutuskan untuk tidak memakai jasa toru guide. Hanya saja karena suasana dalam gua sangat gelap, kami memakai jasa sewa senter yang dikenakan 5000 per senternya.

Goa jepang ini dibangun pada zaman 1942 -1945, gua ini dulu dijadikan sebagai gudang senjata,tempat tawanan perang dan kantor koordinasi pasukan Jepang yang saat itu menjadikan Bandung sebagai markasnya. Yang paling menarik dari gua ini adalah, gua ini belum pernah direnovasi sejak tahun 1945 namun gua ini masih tetap berdiri kokoh bahkan tidak ada lubang -- lubang diatapnya. Selanjutnya kami  berjalan beberapa meter menuju goa belanda. Berbeda dengan Gua Jepang, goa belanda terlihat lebih kokoh dan sudah disemen dan menurut informasi, goa ini juga sudah beberapa kali dilakukan renovasi.

Dari goa belanda kami meneruskan perjalanan ke Penangkaran rusa sebagai rute terakhir. Makin kedalam pemandangannya semakin indah, ditambah mulai terlihat area area perbukitan.setelah berjalan cukup jauh, melewati sungai, menyebrangi jembatan, jalan menanjak lagi, akhirnya kami sampai di penangkaran rusa . alhamdulilah...

sumber : dokumentasi pribadi

Di penangkaran rusa ini diberi pagar dan didekatnya ada semacam panggung untuk pengunjung dapat melihat rusa -- rusa dari atas. Disana juga pengunjung diperbolehkan member makan rusa dengan makanan yang telah mereka sediakan dan pastinya memiliki tambahan tariff yaitu 5000 per porsinya.

Dipenangkaran rusa ini saya dan teman -- teman saya meluangkan waktu terlebih dahulu untuk sholat. Selepas semua sudah merasa lelahnya mereda, kami pun memutuskan untuk pulang karena waktu yang sudah semakin sore. Di perjalanan menuju pulang kami kembali ke rute yang sama, namun yang membuat kami merasa lucu adalah ternyata dengan melewati Goa belanda kami bias lebih mempercepat menuju pintu keluar dengan melewati pintu goa yang satunya lagi. Tiba di pintu keluar, kami berkumpul sebentar, berbagi pengalaman dan memutuskan untuk pulang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline