Dalam mitologi Jawa, Buto Ijo dikenal sebagai sosok siluman raksasa. Wujudnya digambarkan berwajah seram, matanya besar, memiliki gigi taring yang panjang dan dengan tubuh berwarna hijau.
Dalam cerita Timun Mas, Buto Ijo dikisahkan sebagai tokoh antagonis yang membantu seorang ibu yang tidak memiliki anak. Dengan kesaktiannya ia dapat membuat Ibu itu melahirkan anak perempuan.
Akan tetapi, bantuan yang diberikan Buto Ijo tidak datang secara cuma-cuma. Buto Ijo meminta agar bayi yang kemudian diberi nama Timun Mas itu diserahkan lagi kepadanya. Singkat cerita, setelah Timun Mas dewasa, Ibunya tidak ingin menyerahkan putrinya kepada Buto Ijo.
Dengan segala cara, Timun Mas berusaha menghindar dari Buto Ijo. Di akhir cerita, benda-benda seperti garam, duri dan terasi yang dimiliki Timun Mas ternyata berhasil digunakan untuk mengalahkan Buto Ijo.
Sosok "Buto Ijo" Dalam Mitologi Mesir dan Yunani Kuno
Yang menarik, sebutan Buto dikenal pula dalam mitologi di dunia kuno. Di Mesir kuno disebut Wadjet, yang berarti "Yang Hijau", di Yunani kuno dikenal dengan sebutan Buto.
Nama Dewi Wadjet pernah menjadi nama kota di Mesir kuno, yaitu 'Per-Wadjet' (House of Wadjet), dan orang Yunani menyebutnya 'Buto'. Di masa sekarang, kota itu kemudian bernama Desouk.
Budge, E. A. Wallis (1969) dalam "Gods of the Egyptians, The (Studies in Egyptian Mythology)" menyatakan bahwa bentuk rendering dari Wadjet adalah: Wedjat, Uadjet, dan Udjo. Bentuk terakhir ini (Udjo) dapat kita lihat secara fonetis memang cukup dekat dengan kata 'hijau' dalam bahasa Indonesia.
Dalam mitologi Mesir kuno, Wadjet dikenal sebagai dewi Ibu pelindung Mesir hilir. Wadjet disebut sebagai perawat bayi dewa horus. Dan juga pelindung raja dan wanita saat melahirkan.