Saya pribadi baru dalam beberapa hari ini mengetahui adanya fenomena unik tentang kesegarisan candi Borobudur, Pawon, dan Mendut. Itu pun secara tidak sengaja.
Awalnya, karena ingin berpartisipasi dalam sayembara desain logo BOB (Badan Otoritas Borobudur), dan untuk mendapatkan tema konsep desain logo yang ideal, saya kemudian melakukan pengamatan secara online wilayah-wilayah yang berada dalam lingkup zona otorita BOB, yakni D.I. Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Oya, teman-teman Kompasiner yang tertarik ikut sayembara desain logo BOB bisa melihat infonya di situs lombalogobob.com. Pendaftaran berakhir pada 6 September 2020.
Dalam pengamatan inilah secara tidak sengaja saya melihat jika posisi letak candi Borobudur, candi Pawon, dan candi Mendut, sepertinya sejajar.
Karena tertarik dengan hal ini, saya kemudian searching di internet, yang ternyata, meskipun fenomena tersebut telah banyak menarik perhatian, dan telah menjadi bahan pembicaraan banyak kalangan dalam beberapa tahun ini, namun, sejauh ini, belum ada penjelasan pasti terkait fenomena tersebut.
Opini yang bisa dikatakan cukup signifikan diberikan terkait fenomena kesegarisan tersebut, datang dari Pembina Himpunan Astronomi Amatir Jakarta, Widya Sawitar, yang mengatakan bahwa, kesegarisan Borobudur, Pawon, dan Mendut, mirip dengan kesegarisan bintang Mintaka, Alnilam, dan Alnitak yang berada di Rasi Bintang Orion.
Golden Ratio (Rasio Emas)
Dalam matematika, dua nilai dianggap berada dalam hubungan rasio emas jika rasio antara jumlah kedua nilai itu terhadap nilai yang besar sama dengan rasio antara nilai besar terhadap nilai kecil. Nilai yang lebih besar dilambangkan dengan huruf a, sedangkan nilai yang lebih kecil dilambangkan dengan huruf b. Lihat gambar berikut...
Rasio emas umumnya dilambangkan dengan huruf Yunani phi, dengan nilai rasio 1.6180339887. Rasio emas, juga dikenal sebagai proporsi ilahiah.