Lihat ke Halaman Asli

Fadly Bahari

TERVERIFIKASI

Pejalan Sepi

Sensasi Aneh Nama Grup Band yang Menggunakan Tiga Kata, dan Judul Film yang Berupa Kalimat Panjang

Diperbarui: 30 Juni 2020   13:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Illustrasi diambil dari berbagai sumber. Telah diedit sesuai kebutuhan)

Tidak banyak nama grup band yang terdiri dari tiga kata atau lebih. Di Indonesia, grup band yang terkenal dan menggunakan tiga kata misalnya adalah 'Dialog Dini Hari' dan 'Efek Rumah Kaca'.

Memilih menggunakan nama grup band yang terdiri dari tiga kata atau bahkan lebih, jelas bukanlah perkara mudah. Ini bukan tentang sekedar membuat sesuatu yang unik lalu perkara usai begitu saja. 

Kita ketahui, nama (sebuah grup band) adalah ekspresi terdepan yang secara alami paling awal mendapat perhatian dan penilaian dalam alam bawah sadar setiap audiens. 

Sebuah nama yang unik, seperti nama dengan tiga kata misalnya, secara psikologi dianggap menjanjikan sesuatu hal menarik lainnya. Dan ekspektasi itu biasanya secara spesifik tertuju pada aspek musikalitas grup band tersebut sebagai bagian utama yang memang ingin dinikmati audiens pada grup band tersebut.

Hal semacam ini bisa dikatakan sejalan dengan fenomena film dengan judul panjang yang dibintangi Sam Elliot "The Man Who Killed Hitler and Then the Bigfoot." - Saya pribadi ketika pertama kali melihat judul film ini, langsung tertarik. 

Ada dua hal yang membuat saya tertarik. Pertama, Judul film ini berbentuk sebuah kalimat panjang yang jelas adalah hal yang sangat langka. Kedua, maknanya yang juga terasa sangat aneh; yaitu tentang seseorang yang berhasil membunuh dua hal yang paling misterius dan melegenda: Hitler dan Bigfoot.

Sehingga pada waktu pertama kali melihat judul film yang terasa konyol itu, anggapan yang pertama kali muncul dalam benak saya adalah bahwa film ini pastilah berjenis komedi. 

Saya menjadi tercengang ketika menonton film tersebut karena ternyata alur cerita ataupun mood film yang sepenuhnya dikuasai sosok Sam Elliot yang dingin, yang dalam film itu berperan sebagai seorang veteran perang yang menyendiri dan tenggelam dalam memori masa lalunya, terbukti sangat jauh dari perkiraan saya sebelumnya. 

Setelah selesai menonton film tersebut, jujur saja, saya sempat berpikir bahwa film ini mungkin memang bertujuan membangun pengalaman perasaan 'gagal menyangka' alias  merasa 'ketipu' bagi penontonnya.

Begitu terkesannya saya dengan sensasi aneh yang berhasil ditimbulkan film tersebut, sehingga saya sampai mencari tahu, apa saya saja yang merasakan situasi perasaan seperti itu ada orang lain yang juga merasakan hal yang sama. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline