Lihat ke Halaman Asli

Fadly Bahari

TERVERIFIKASI

Pejalan Sepi

"Piring", Makna dan Riwayatnya yang Terlupakan

Diperbarui: 9 Maret 2020   12:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Dokumen pribadi)

"Piring" adalah salah satu kata benda yang paling akrab dengan ingatan manusia. Hal itu dikarenakan fungsinya sebagai perkakas kegiatan rutin dan paling vital bagi kelangsungan hidup manusia, yaitu: makan.

Begitu akrabnya "piring" dengan ingatan atau alam pikiran manusia, sehingga dalam situasi tertentu, ia bahkan dapat memicu dampak emosional. Seseorang dapat marah, sedih, kecewa, senang, bahagia, bahkan termotivasi, ketika teringat dengan kata piring.

Benarkah? Mengapa demikian?

Ya, anda mungkin akan menganggap pernyataan ini terlalu berlebihan dan mengada-ada... tapi tentu saja tidak.

Saya yakin, anda akan melihat kebenaran pernyataan itu manakala melakukan pengamatan lebih mendalam... bahwa, itu dikarenakan - sekali lagi - "piring" adalah perkakas kegiatan rutin dan paling vital bagi kelangsungan hidup manusia, yaitu: makan.

Dalam hal ini, bisa dikatakan, "piring" adalah perkakas untuk sebuah kegiatan yang paling mempengaruhi arah dan sudut pandang berpikir manusia terhadap kehidupan.  

Dalam alam pikiran seorang bapak, ingatan tentang "piring" dapat memotivasinya bekerja lebih giat, karena hal itu mengingatkannya pada tanggung jawab memberi makan anak istrinya di rumah. Segala macam perasaan akan berkecamuk mengiringinya dalam upaya tersebut - baik ketika gagal, maupun ketika berhasil.

Di Nusantara, bukti bahwa kata "piring" mempengaruhi alam pikiran kita, dapat ditemukan dalam beberapa bunyi peribahasa yang menggunakan kata piring atau pinggan.

Misalnya: "pinggan tak retak nasi tak dingin" (artinya: cermat dalam melakukan suatu pekerjaan) ; atau "di mana pinggan pecah, di sana tembikar tinggal" (di mana orang meninggal di situ dikuburkan).

Dalam cerita fiksi (budaya populer) terutama di tahun 80-90an, kita pernah akrab dengan sebutan "piring terbang" sebagai wahana makhluk luar angkasa yang datang menginvasi bumi. 

Namun, dalam kehidupan urban hari ini, kita juga mengenal istilah "piring terbang" tapi yang ini tidak merujuk pada wahana makhluk luar angkasa. Istilah ini biasanya menjadi kalimat keluhan atau ejekan tentang situasi pertengkaran suami istri dalam rumah tangga.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline