PESONA KEARIFAN LOKAL YANG ABADI
Sulawesi Selatan, dengan pesona alamnya yang memukau, juga memiliki kekayaan budaya yang memikat dalam bentuk adat istiadat yang kaya dan beragam. Adat Sulawesi Selatan tidak hanya mencerminkan sejarah panjang masyarakatnya, tetapi juga menunjukkan kearifan lokal yang patut dihargai dan dijaga.
Melalui kearifan budayanya, memancarkan kebijaksanaan dan keharmonisan dalam kehidupan masyarakatnya. Keberagaman suku dan bahasa, seperti Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar, menjadi landasan kuat yang memelihara identitas dan keunikan setiap kelompok. Adat istiadat dan upacara tradisional, seperti Mappasikarawa dan upacara pemakaman suku Toraja, merefleksikan kedalaman dan ketahanan warisan budaya yang dijaga dengan penuh rasa hormat.
Mappasikarawa adalah sebuah upacara pernikahan tradisional yang berasal dari suku Bugis di Sulawesi Selatan, Indonesia. Upacara ini merupakan bagian integral dari budaya Bugis dan mencerminkan kekayaan adat istiadat yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Mappasikarawa bukan hanya sekadar upacara pernikahan, melainkan juga simbol kebersamaan, kehormatan, dan kesetiaan dalam pernikahan. Selain itu, upacara ini memiliki nilai-nilai budaya yang mendalam dan mencerminkan keindahan tradisi Bugis dalam menyatukan dua keluarga.
Dampak IPTEK dalam upacara Mappasikarawa
Upacara pernikahan tradisional seperti Mappasikarawa lebih berfokus pada aspek- aspek budaya, adat istiadat, dan kearifan lokal dalam menjalankan prosesi pernikahan.Meskipun demikian, dalam perkembangan zaman, kemajuan iptek dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk tradisi pernikahan. Misalnya, penggunaan teknologi komunikasi seperti ponsel dan media sosial dapat membantu memfasilitasi persiapan dan koordinasi antar keluarga yang terlibat dalam Mappasikarawa.
Selain itu, kemajuan iptek juga dapat memengaruhi sektor ekonomi dan infrastruktur, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi persiapan dan pelaksanaan pernikahan. Contohnya adalah kemudahan akses transportasi atau penyediaan fasilitas yang dapat mendukung pelaksanaan upacara pernikahan.
Meskipun tidak secara langsung terkait, perubahan sosial dan kemajuan teknologi dapat memberikan dampak tersendiri terhadap tradisi-tradisi lokal, termasuk upacara pernikahan seperti Mappasikarawa. Namun demikian, upacara ini tetap mempertahankan nilai-nilai dan simbolisme budaya yang khas.
Upacara pernikahan tradisional seperti Mappasikarawa lebih berfokus pada aspek- aspek budaya, adat istiadat, dan kearifan lokal dalam menjalankan prosesi pernikahan.
Keindahan Kearifan Lokal Sulawesi Selatan, tercermin dalam adat istiadat dan upacara tradisional seperti Mappasikarawa, bukan hanya mewarisi sejarah panjang, tetapi juga menciptakan kebersamaan, kehormatan, dan kesetiaan dalam pernikahan. Meskipun zaman berkembang, kemajuan iptek memainkan peran dalam persiapan, namun tradisi tetap memelihara nilai-nilai dan simbolisme budaya yang khas, menggambarkan harmoni antara kearifan lokal dan inovasi.
Muhamad Fadlu Nugraha
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H