[caption caption="Krabi menjadi tempat berlibur favorit warga Malaysia karena mudah menemukan makanan halal"][/caption]Mentari masih setia menyapa di hari kelima perjalanan kami. Minggu, 24 Januari 2016. Selamat pagi, Krabi! Hari ini selain mengeksplorasi pusat kota, kami juga akan pelesir ke Ao Nang, kawasan favorit turis yang terkenal dengan keindahan pantainya. Sebelum ke sana, kami mengeksplorasi pusat kotanya terlebih dahulu, Krabi Town.
Sebenarnya Krabi berjarak lebih dekat dari Hatyai, hanya membutuhkan waktu 3 jam. Tetapi kami lebih memilih pilihan rute Hatyai - Phuket terlebih dahulu yang ditempuh selama 8 jam, mengingat waktu keberangkatan pada malam hari. Sehingga nantinya bisa tiba di Phuket mendekati pagi. Jika saat itu kami memilih berhenti di Krabi terlebih dahulu maka kami akan tiba di kota itu tengah malam. Tidak disarankan. Secara geografis letak Hatyai – Krabi – Phuket tidak membentuk garis lurus, melainkan membentuk huruf U dimana di tengah lengkungan itu berupa lautan. Jadi setelah dari Phuket kami akan menyeberangi laut menuju Krabi, dengan melintasi dan mampir seharian di Pulau Phi-phi.
Krabi adalah kota yang sungguh kreatif. Lihat saja jalur penyeberangan jalan atau zebra cross, tidak dipoles garis-garis putih sebagaimana umumnya. Tetapi malah digambar hewan zebra di atas aspal tersebut. Begitu juga dengan lampu lalu - lintas di persimpangan, tampak seekor gorila sedang membawa sesuatu di kedua tangannya dimana yang dibawanya adalah traffic light. Selain gorila, ada juga patung burung elang. Hm. Ada-ada saja.
[caption caption="Welcome to Krabi"]
[/caption]
[caption caption="Patung Kepiting raksasa di Krabi Town"]
[/caption]
[caption caption="Zebra Cross bergambar hewan zebra"]
[/caption]Di Krabi Town, tak jauh dari penginapan, terdapat sebuah taman yang dikonsep memanjang dan lebar. Taman ini diapit oleh jalan raya dan hutan mangrove di sebelahnya. Di taman ini terdapat sebuah replika kepiting raksasa setinggi 3 meter. Hewan inilah yang menjadi asal-usul nama Krabi dalam bahasa Inggris. Crab.
Selain ditumbuhi hutan mangrove, terdapat juga beberapa batu karst yang menjulang tinggi di sisi kota. Saat pagi hari, pesonanya terlihat begitu indah. Pusat kota Krabi tergolong sepi. Hal ini tentunya menjadi kenikmatan tersendiri. Merasakan kehidupan kota tanpa hiruk – pikuk kemacetan jalan.
Puas melihat Krabi Town, kami pun beralih menuju Ao Nang. Jarak menuju Ao Nang memakan waktu 30 menit perjalanan menggunakan motor. Bisa juga dengan menggunakan tuk-tuk berwarna putih dengan ongkos THB 50. Sebelum ke sana, kami kembali ke hotel terlebih dahulu untuk melakukan check out. Ya, sore nanti kami sudah harus meninggalkan Krabi. Ransel masih kami titipkan di hotel sampai kami kembali sore nanti.
Perjalanan menuju Ao Nang sungguh mengasyikkan. Pemandangannya terhampar indah, dikelilingi oleh perbukitan yang saling menyambung. Sama seperti di Phuket, jalanan di sini sangat lebar. Terasa lebih aman dalam berkendara.
[caption caption="Panorama di perjalanan menuju Ao Nang"]
[/caption]Penampakan Kota Ao Nang perlahan mulai terlihat. Laju motor terus saya pacu hingga berbelok ke kanan atau tepat di bibir pantai. Sepanjang jalan di sisi kiri terhampar lautan luas nan indah. Sementara di sisi kanan dipenuhi deretan pedagang souvenir, penginapan, dan ragam jasa wisata lainnya.
Waktu Dzuhur telah tiba. Sebelum menjelajahi Ao Nang, kami menunaikan sholat sejenak. Terdapat sebuah Masjid tak jauh dari sini sebagaimana informasi dari warga setempat. Kemudi motor saya belokkan lagi ke arah kanan dan bergerak sejauh 500 meter. Terdapat jalan laternatif di sisi kanan. Lalu kami membelokkan motor ke jalan tersebut dan berjalan terus hingga menemukan Masjid.