Lihat ke Halaman Asli

Fadli Firas

Sang Penjelajah

Honeymoon Keliling Asean ala Backpacker (4): Pesona Pulau Phi-phi nan Menawan

Diperbarui: 12 Maret 2016   08:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Menikmati alam Pulau Phi-phi "][/caption]Memasuki hari keempat, Sabtu, 23 Januari 2016. Setelah puas menjelajahi Phuket, pagi ini kami akan meninggalkan hotel dan meneruskan perjalanan menuju rute selanjutnya, Pulau Phi-phi. Dari hotel, kami menuju pelabuhan dengan dijemput oleh mobil van. Jemputan ini merupakan fasilitas dari pembelian tiket ke Pulau Phi-phi. Sepuluh menit kemudian kami tiba di Rassada Harbour, tempat berlabuhnya kapal-kapal wisata.

Perjalanan dari Phuket ke Pulau Phi-phi memakan waktu sekitar 1,5 jam. Saat akan mendekati Pulau Phi-phi, laju kapal semakin diperlambat. Wisatawan dimanjakan dengan pemandangan yang sungguh eksotis. Bebatuan karst raksasa menjulang tinggi dikelilingi jernihnya air laut berwarna biru kehijauan. Pantulan cahaya mentari yang jatuh ke permukaan laut seolah tampak bagaikan kristal.

[caption caption="Eksotisme Pulau Phi-phi"]

[/caption]

[caption caption="Cantiknya Pulau Phi-phi"]

[/caption]

[caption caption="Tiba di dermaga Pulau Phi-phi"]

[/caption]Kapal berlabuh di dermaga Pulau Phi-phi. Memasuki pulau ini dikenakan tiket masuk sebesar THB 20. Pemandangan eksotis bebatuan karst belum sirna, masih dapat dilihat dengan jelas dimana-dimana. Gerombolan ikan yang berenang riang terlihat jelas dari atas dermaga. Kami terus berjalan di dermaga sepanjang 100 meter ini.

Selama seharian kami menyusuri pulau yang diapit oleh Phuket dan Krabi ini. Tepat di depan gerbang dermaga terdapat jasa penitipan tas. Kami menitipkan ransel dengan tarif THB 50 per item. Ya, kami tidak menginap di sini. Pulau mungil ini cukup mudah untuk dieksplorasi hanya dengan berjalan kaki. Sore nanti kami akan melanjutkan perjalananan ke Krabi, menginap di sana.

Suasana di Pulau Phi-phi terkesan turis sekali. Hampir tak henti-hentinya para wisatawan mondar - mandir di sepanjang jalan mungil yang ada. Para penjual souvenir dan jasa wisata berderet bak jamur di musim hujan. Ragam penginapan mulai dari yang murah hingga berbintang pun tak ketinggalan turut memenuhi lahan di sini.

[caption caption="Suasana di Pulau Phi-phi yang sangat turistik"]

[/caption]

[caption caption="Suasana di Pulau Phi-phi yang sangat turistik"]

[/caption]Pulau Phi-phi diambil dari bahasa Melayu. Phi-phi atau bermakna Api-api, merupakan salah satu nama tanaman sejenis bakau. Ya, dulunya pulau ini banyak ditumbuhi tanaman tersebut. Penduduk asli yang menghuni pulau ini beragama Islam. Jadi jangan heran kalau menemukan Masjid besar dan Taman Pemakaman Umum (TPU) Muslim di sini. Soal makanan tentu saja tidak susah menemukan rumah makan halal.

Kami beristirahat sejenak di depan kantor polisi yang terletak di bibir pulau. Sambil mengulik informasi kepada polisi yang sedang bertugas. Mereka melayani dengan antusias dan sangat ramah. Pun saat diminta untuk berfoto, dengan sigap mereka memandang ke arah kamera. Polisi di sini menggunakan celana pendek. Tampaknya memang sengaja agar terlihat ramah bagi wisatawan.

Adzan Dzuhur berkumandang. Perjalanan kami tepat melewati depan Masjid. Kami mampir menunaikan kewajiban sejenak. Usai sholat, langkah kaki kami ayunkan kembali. Terus mengikuti jalan selebar dua meter kemudian berhenti di sebuah rumah makan halal. Dari sini tampak dataran tinggi berbukit tepat di belakang sebuah penginapan mewah. Sepertinya di balik bukit itu terdapat pemukiman penduduk lokal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline