Lihat ke Halaman Asli

Fadli Firas

Sang Penjelajah

Perjalanan Darat Menempuh Asia Tenggara dengan Rp. 3,5 Juta (Bag. 6, Habis)

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1431166468792855318

[caption id="attachment_382683" align="aligncenter" width="576" caption="Membeli buah pada pedagang terapung di Halong Bay"][/caption]

Kapal kembali berlabuh di dermaga Halong Bay. Setelah turun dari kapal para peserta tur berjalan keluar dari dermaga menuju bus yang telah menanti. Waktu menunjukkan pukul 5 sore. Bus berjalan kembali menuju Hanoi selama 3 jam perjalanan.

Tiba di Hanoi langit telah gelap. Jarum jam telah menunjukkan angka 8. Aku dan Brandon diturunkan tidak di depan hostel. Kami masih harus berjalan kaki sekitar 200 meter menuju penginapan.

Setibanya di hostel, setelah membersihkan diri, aku bergegas mencari makan malam. Seperti malam sebelumnya, aku mendatangi Restoran Tandoor. Menu nasi tetap menjadi andalanku namun dengan olahan berbeda. Makanan ini disebut Kashmiri Pillau. Hampir mirip Nasi Biriyani, namun yang bikin berbeda adalah bumbu-bumbu yang ditempatkan pada wadah terpisah. Rasa bumbu tersebut sangat tidak cocok dilidahku. Untuk minuman, tentu saja aku tidak ingin mengulangi kejadian malam sebelumnya mencicipi teh Vietnam yang sangat pahit.

[caption id="attachment_382664" align="aligncenter" width="576" caption="Bertanya sama mbah gugel sebelum bertualang"]

1431165102652012546

[/caption]

Setelah perut terisi kenyang aku kembali berjalan menuju hostel. Kali ini aku tidak mengalami tersesat jalan seperti malam kemarin. Karena sudah terekam di dalam ingatan jalan mana saja yang harus dilalui. Setibanya di hostel aku merebahkan tubuh beristirahat mengecas energi untuk petualangan esok hari.

Hari ketiga di Hanoi. Tidak ada agenda khusus untuk pergi ke suatu tempat. Hanya ingin merasakan lost in Old Quarter. Berjalan sesukanya menjelajahi daerah persimpangan tua ini. Sebelum melangkahkan kaki aku mengumpulkan informasi terlebih dahulu dengan memanfaatkan fasilitas internet gratis di penginapan.

Ada beberapa informasi yang ingin aku cari. Yaitu mengetahui keberadaan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Hanoi, jembatan merah klasik atau Red Bridge, dan beberapa tempat lainnya.

KBRI Hanoi menjadi target kunjunganku karena ingin menanyakan permasalahan rupiahku yang tak laku di negara Paman Ho ini. Berharap sepulangnya dari KBRI rupiah yang masih tersimpan rapi di saku sudah berubah menjadi dong, mata uang Vietnam.

[caption id="attachment_382666" align="aligncenter" width="432" caption="Suasana old quarter di pagi hari"]

1431165276691945221

[/caption]

[caption id="attachment_382685" align="aligncenter" width="576" caption="Kebiasaan warga Hanoi duduk berkumpul bersama teman dengan bangku kecil"]

14311669921881636331

[/caption]
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline