Lihat ke Halaman Asli

Fadli Firas

Sang Penjelajah

Kundur, Pulau Seribu Kolong

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1430991012451151724

[caption id="attachment_382373" align="aligncenter" width="604" caption="Tiga orang anak bercebur ria berenang di kolong"][/caption]

Pulau Kundur merupakan salah satu daerah penghasil timah di Indonesia. Banyaknya hasil timah yang terkandung di bumi Kundur membuat para pengeruk dari perusahaan pelat merah tersebut tergiur melakukan penggalian di berbagai tempat. Hingga kandungan timah di dalamnya lenyap tak bersisa. Setelah tak menghasilkan apa-apa lagi, maka lokasi penggalian tersebut dibiarkan begitu saja tanpa penimbunan kembali. Membentuk sebuah danau seukuran lapangan sepak bola yang mengeluarkan air jernih dari dalamnya.

Tidak hanya timah, kandungan berupa pasir yang terdapat di Pulau Kundur pun turut menjadi incaran para penambang. Mengeruk bumi mencapai kedalaman tertentu hingga mendapatkan pasir yang dicari. Potensi pasir yang dimiliki pulau ini menjadi lahan uang bagi para pebisnis. Bekas penggalian tersebut mengalami hal serupa sebagaimana timah. Ditinggalkan begitu saja membentuk sebuah danau buatan dengan pancaran air nan bening.

[caption id="attachment_382375" align="aligncenter" width="560" caption="Kolong yang dijadikan arena hiburan yang dikenal dengan objek wisata Kolong Bebek"]

1430991064632312300

[/caption]

Bekas penggalian kedua hasil bumi di tanah Kundur yang menyerupai sebuah danau tersebut oleh masyarakat setempat dikenal dengan nama Kolong. Pesona yang ditampakkan oleh danau buatan tersebut tidak kalah menarik dengan danau yang terbentuk alami. Mampu menenangkan pikiran saat memandangnya. Air bening yang tampak hingga ke dasarnya tergenang tenang di atas danau. Pepohonan hutan nan hijau yang memagari sisi danau menambah elok rupa danau olahan tangan manusia tersebut.

Saat ini potensi timah masih melimpah ruah di Pulau Kundur. Namun, pihak penambang tidak melakukannya di daratan lagi melainkan di tengah lautan kawasan sekitar pulau ini. Kapal-kapal penambang beserta pusat pengeboran tersebar di beberapa titik di pulau yang memiliki sejarah dengan buah Labu Kundur ini. Ironisnya, hasil 'emas hitam' tersebut sebagian besar dieskpor ke luar negeri termasuk negara tetangga terdekat seperti Singapura.

[caption id="attachment_382376" align="aligncenter" width="560" caption="Kolong di Desa Gemuruh"]

1430991138937010766

[/caption]

[caption id="attachment_382379" align="aligncenter" width="560" caption="Kolong di Desa Kobel"]

1430991481469398894

[/caption]

Kolong-kolong yang telah menjelma menjadi sebuah danau tersebut sebagiannya dimanfaatkan oleh penduduk setempat dengan beragam fungsi. Sebagian kecil lahannya digunakan sebagai area tambak ikan untuk menopang kehidupan penduduk di sekitarnya. Namun ada juga yang mengkreasikannya menjadi objek wisata. Membangun pondok-pondok tempat bersantai di bibir kolong. Menyediakan wahana sepeda air. Bahkan di beberapa kolong lainnya dimanfaatkan untuk berenang oleh anak-anak hingga orang dewasa.

PT. Timah sebagai salah satu perusahaan pelat merah yang berdiri di Pulau Kundur sampai saat ini hanya memberikan dampak sisa penggalian yang berubah wujud menjadi kolong. Meninggalkan begitu saja tanpa menyentuh yang berdampak manfaat bagi warga sekitar. Setidaknya mampu menyulapnya menjadi arena wisata yang menjual hingga mengundang orang berbondong-bondong untuk mengunjunginya. Membantu meningkatkan sendi-sendi ekonomi penduduk setempat.

[caption id="attachment_382377" align="aligncenter" width="560" caption="Kolong di Desa Kampungbaru"]

14309913231238774364

[/caption]
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline