Lihat ke Halaman Asli

Spiritualitas Kompas

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Setelah membaca berbagai pandangan dan reportase beberapa kompasioner mengenai Kompas dan Jacob Oetama (JO), seperti beberapa kompasioner lainnya yang memberikan penekanan pada salah satu kalimat JO : “pendiri, pemilik beserta seluruh karyawan Kompas menyatukan iman dan amal dalam bingkai ibadah” saya menilai inilah adalah pandangan spiritual JO dalam memahami dan menakhodai Kompas seperti yang dimaksud oleh Konz dan Ryan dalam artikelnya pada Journal of Organizational Change Management (1999) yang berjudul maintaining an organizational spirituality: no easy task, bahwa budaya organisasi berasal dari substansi spiritual dalam pendiri dan pemimpin organisasi yang disampaikan melalui visi – misi organisasi, kebijakan, dan prosedur. "Kunci untuk menjaga budaya organisasi adalah filosofi dan nilai-nilai organisasi pemimpinnya".

Yang menarik dicermati adalah setelah 45 tahun eksistensi Kompas, JO berani memastikan bahwa “penyatuan iman dan amal dalam bingkai ibadah” dalam mengelola Kompas dilaksanakan oleh seluruh elemen mulai pendiri, pemilik hingga keseluruhan karyawan. Sungguh tidak sedikit orang yang berada dalam lingkungan organisasi Kompas dan menjadikan pandangan tersebut sebagai budaya organisasi atau lebih tepat disebut sebagai spiritualisasi dalam lingkungan kerja. Sangat luar biasa mengingat beragam manusia dengan berbagai latar belakang bekerja dan beribadah dalam roh spiritual yang selaras padahal setiap orang memiliki pengalaman spiritual yang berbeda-beda. Spiritualitas adalah ungkapan keinginan dalam memaknai tujuan hidup yang dipegang teguh dengan nilai-nilai pribadi yang merupakan sumber inspirasi batin pada perasaan dasar yang berhubungan dengan diri sendiri, orang lain dan seluruh alam semesta. Bagaimana seluruh orang di Kompas akhirnya memiliki dan sebangun dengan spiritualitas Kompas tersebut ?.

Apapun itu, JO telah menunjukkan bahwa Kompas telah mendunia dalam kerangka pikir. Boeing, AT&T, dan Ford telah mengembangkan pelatihan spiritual organisasi untuk eksekutif mereka. Demikian pula dengan Intel, Wal Mart, Xerox, Ford, Nike, dan Harley Davidson yang juga mendukung spiritualitas dalam lingkungan kerja. Para pakar organisasi telah menemukan hubungan yang positif antara spiritualisasi dalam lingkungan kerja dengan tingkat kemajuan perusahaan. Spiritualitas kerja mempengaruhi peningkatan kesehatan fisik dan mental karyawan, kemajuan pribadi dan meningkatkan rasa harga diri (Jurkiewicz dkk, 2003); Organisasi dengan spiritualitas kerja memiliki tingkat pertumbuhan lebih cepat, tingkat keuntungan yang lebih tinggi, dan meningkatkan efisiensi lebih dari organisasi komparatif yang tidak membangun spiritualitas kerja (Jurkiewicz dan Giacalone, 2004).

Nah, pembaca sebagai pasar produk Kompas seyogyanya menjadi pihak yang paling diuntungkan dari produksi hasil olahan lingkungan kerja spiritual. Menikmati sajian yang dikelola dengan inspirasi batin sebagai amal untuk kebahagiaan anak & istri di rumah, tanpa manipulasi fakta yang bisa mencederai iman akan menjadi nilai ibadah dalam kepuasan pembaca. Inilah amanat hati nurani rakyat itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline