Lihat ke Halaman Asli

Biarkan Mereka Tenang

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Saya merasa terpanggil ikut membahas tentang Ujian Nasional (UN). Pembahasan ini, bukan untuk memperdebatkan polemik seputar kebijakan yang melandasi pelaksanaannya, apalagi mengevaluasi pelaksanaan UN. Bagaimanapun UN yang merupakan peristiwa nasional tengah berlangsung, dan kita semua wajib mensukseskannya.

Sebagaimana harapan Wakil Presiden Budiono, agar UN berjalan baik, saya juga ingin menghimbau semua pihak, untuk ikut mendukung dan menjaga agar UN berjalan lancar. Tentu, tidak diharapkan adanya upaya untuk memperkeruh keadaan, apalagi melakukan perbuatan keji yang mengarah kepada 'teror psikologis' terhadap anak-anak peserta UN.

'Teror psikologis' yang dimaksud adalah: adanya pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, mengirimkan pesan singkat (SMS) berantai kepada siswa peserta UN. SMS tersebut memuat kunci jawaban palsu, atau do'a yang  nota bene harus dilanjutkan ke 15 teman lainnya. Menyebarkan do'a untuk ketenangan siswa tentu suatu usaha yang mulia. Namun menjadi masalah, tatkala SMS berantai beredar di kalangan siswa di saat-saat mereka harus istirahat di malam hari, apalagi ada embel-embel 'harus dikirim ke 15 orang lainnya'.

Lebih disesalkan lagi, ada SMS yang mengancam begini: 'kirim ke 15 temanmu jika pesan ini berakhir di kamu demi Allah kamu tidak lulus, ini pernah terjadi'. Sejak kapan SMS menentukan kelulusan siswa?

Bayangkan bagaimana perasaan anak, adik atau anda sendiri,  menerima SMS yang mengancam tersebut, terlebih disaat panik, grogi dan stress, karena akan menghadapi ujian. Kita yakin banyak di antara siswa yang mengerti, bahwa SMS tersebut selayaknya dianggap angin lalu saja. Namun tidak dapat dipungkiri, ada sejumlah siswa yang labil dan terpengruh, dan sedikit banyaknya mengganggu secara psikologis.

Kejadian ini menimbulkan pertanyaan, apakah motif pelaku penyebar SMS, bisniskah ?; yaitu dengan berlipat gandanya pengirim SMS akan menguntungkan pihak tertentu. Atau isengkah ?; yaitu kelakuan orang-orang yang kurang kerjaan. Atau ??.... Wallahu A'lam.

Yang jelas, perbuatan jahat akan kembali kepada pelakunya, sebagaimana Firman Allah In ahsantum ahsantum li anfusikum wa’in asa’tum falaha. artinya: Jika kamu berbuat baik maka kebaikan untuk dirimu sendiri, jika kamu berbuat jahat maka kejahatan untuk dirimu sendiri. (Al-Qur’an S. Al-Isra’:7).

Akhirnya, mari do'akan siswa harapan bangsa, yang sedang mengikuti UN, semoga mereka melalui dengan baik tanpa hambatan. Biarkan mereka tenang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline