Lihat ke Halaman Asli

Monitoring Tambak Udang ala Anak Milenial dengan Internet of Things

Diperbarui: 7 Mei 2024   08:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tambak Udang Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Karangantu

Budidaya udang merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia di sektor perikanan. Namun, keberhasilan budidaya udang sangat bergantung pada kualitas air tambak yang harus selalu terpantau. Memantau kualitas air secara rutin seringkali menjadi kendala bagi para petambak udang, terutama bagi mereka yang memiliki tambak di lokasi terpencil. Berkat kemajuan teknologi, kini para petambak dapat memadukan kualitas air tambak mereka hanya dengan sentuhan jari di smartphone. Peneliti dari Universitas Brawijaya telah mengembangkan sistem pemantauan kualitas air tambak udang berbasis Internet of Things (IoT) dengan memanfaatkan protokol komunikasi ZigBee. 

Sistem ini menggunakan node sensor yang terdiri dari mikrokontroler dan sensor suhu serta kekeruhan yang diletakkan di tambak udang. Data dari sensor-sensor ini dikirimkan melalui protokol ZigBee ke node gateway yang terhubung internet. Data tersebut kemudian ditampilkan secara real-time pada webserver yang dapat diakses dari perangkat dengan koneksi internet seperti laptop dan smartphone. Melalui sistem ini, para petambak dapat menjaga kondisi kualitas udara tambak mereka dari mana saja dan kapan saja hanya dengan membuka aplikasi di perangkat seluler. Tak perlu lagi kerepotan mendatangi lokasi tambak setiap hari untuk memeriksa kualitas airnya.

Selain kepraktisan, sistem monitoring berbasis IoT ini juga menghemat biaya dan energi karena memanfaatkan protokol ZigBee yang memiliki konsumsi daya rendah. Penelitian menunjukkan kinerja sistem ini sangat baik dengan rata-rata packet loss 0% pada jarak 10 meter, rata-rata penundaan 1,809 detik, dan throughput rata-rata 211,023 kbps.
Teknologi seperti ini merupakan solusi yang sangat membantu bagi para petambak udang dalam menyatukan dan menjaga kualitas air tambak agar selalu optimal bagi pertumbuhan udang. Kedepannya, sistem ini berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut dengan menambahkan sensor-sensor lain seperti oksigen terlarut dan pH udara serta fitur rekomendasi tindakan jika terjadi anomali data.


Kemajuan teknologi seperti sistem monitoring kualitas air tambak udang berbasis IoT ini membuktikan bahwa Indonesia mampu berinovasi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi di sektor akuakultur. Langkah demi langkah, kita semakin dekat dengan sasaran menjadi negara maritim yang maju dan sejahtera.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline