Lihat ke Halaman Asli

Menghentikan Degradasi Mangrove: Kunci Kelestarian Lingkungan dan Kehidupan Manusia

Diperbarui: 7 Juni 2024   07:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Indonesia merupakan salah satu negara dengan bentang luas ekosistem mangrove terbesar di dunia. Mangrove Indonesia dengan luas 3.364.076 Ha yang merupakan 20,37% dari luas mangrove yang ada didunia. Kementerian lingkungan hidup dan kehutanan pada tahun 2021 membagi hutan mangrove Indonesia dengan beberapa kategori. kondisi mangrove lebat seluas 3.121.239 Ha (92,78%), mangrove sedang seluas 188.363 Ha (5,60%), dan mangrove jarang seluas 54.474 Ha (1,62%). Dengan angka yang besar tersebut apakah menyatakan bahwa kondisi mangrove di Indonesia baik baik saja?.

 Disisi lain kementerian lingkungan hidup dan kehutanan mengeluarkan data yang menunjukkan penyusutan luas ekosistem mangrove yang ada di Indonesia. Data yang dikeluarkan kementerian lingkungan hidup dan kehutanan menunjukkan bahwa penurunan luas ekosistem mangrove yang cukup signifikan. pada tahun 1980 luas ekosistem mangrove Indonesia memiliki luas 9,36 juta hektar. Namun hingga 2020 luas ekosistem mangrove di Indonesia hanya tersisa sekitar 3,36 juta hektare. Hal ini menunjukkan bahwa keadaan ekosistem mangrove Indonesia sedang berada pada kondisi yang tidak baik. Hanya dalam kurun waktu 40 tahun ekosistem mangrove Indonesia berkurang hingga 6 juta hektar. 

Pada kenyataannya kehilangan luas ekosistem hutan mangrove yang ada akan memberikan dampak yang signifikan baik dalam ruang lingkup ekologi, ekonomi, wisata, pengaturan iklim hingga keanekaragaman hayati. Ekosistem hutan mangrove sendiri merupakan suatu daerah yang dinamis yang tumbuh di lingkungan pasang surut dimana organisme dan komunitas yang tinggal memiliki toleransi terhadap salinitas atau kadar garam yang tinggi. 

Dalam tinjauan ekologi dan biodiversitas, Mangrove yang merupakan vegetasi dengan kemampuan tumbuh dengan salinitas yang tinggi yaitu bertemunya antara sungai dan lautan. Kawasan hutan mangrove merupakan tempat mencari makan (feeding ground), tempat memijah (spawning ground), dan tempat berkembang biak (nursery ground) untuk berbagai jenis biota perairan seperti ikan, udang, kerang, dan beberapa biota laut. Dengan struktur dan kerapatan yang ada pada ekosistem mangrove merupakan tempat yang cocok digunakan sebagai tempat perlindungan dari predator yang ada, disisi lain Akar tongkat pohon mangrove adalah bagian pohon yang bertugas memberi zat makanan dan menjadi daerah nursery bagi hewan ikan & invertebrate. Akar pohon mangrove juga akan melindungi telur ikan dan anak ikan yang baru menetas. 

Hilangnya ekosistem hutan mangrove dalam beberapa tahun terakhir menyebabkan meningkatnya emisi gas rumah kaca yang ada di dunia. Ekosistem mangrove dianggap sebagai karbon biru karena potensi dan kemampuan ekosistem tersebut dalam penyerapan jumlah karbon yang tinggi, bahkan melebihi kemampuan penyerapan hutan tropis di daratan karena kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida dan mengubahnya menjadi karbon organik, yang disimpan dalam akar, batang, daun, dan bagian lainnya. 

Dalam tinjauan ekonomi, ekosistem mangrove menyediakan ekowisata yang baik bagi masyarakat. Ekosistem mangrove dapat menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat lokal. Seiring dengan bertumbuhnya ekosistem mangrove, banyak kegiatan ekonomi yang dapat dikembangkan, seperti perikanan, peternakan, penanaman gaharu, dan pariwisata.

Atas dasar inilah perlu adanya konservasi terhadap kelangsungan ekosistem mangrove sehingga fungsi -- fungsi dari ekosistem mangrove sendiri dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat. Ekosistem mangrove memainkan peran vital dalam melindungi pantai dari erosi, menyerap karbon, dan menyediakan habitat bagi berbagai spesies. Selain itu, mangrove juga mendukung mata pencaharian komunitas pesisir melalui sumber daya




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline