Lihat ke Halaman Asli

MUHAMAD FADLI ARSYADA

Process Engineer

Secuil Jepang di Jogja

Diperbarui: 1 Juni 2024   00:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foodie. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Berlibur adalah obat stress yang paling mujarab nomor dua, setelah bobok siang. Mungkin itu yang dipikirkan oleh pekerja-pekerja kantoran, yang di era WFH ( work from home ) ternyata masih wajib untuk datang di kantor, bermacet-macetan dari rumah yang ada di Jonggol ke kantor yang ada di Daan Mogot.

Semakin kesini, semakin banyak alternatif destinasi untuk berlibur. banyak tempat-tempat yang sebelumnya dikenal mblusuk sekarang mendapatkan istilah keren "hidden gems".  Tempat yang sebelumnya ramai, jadi tambah ramai. Liburan dipikirkan saja sudah menyenangkan. memilih milih hotel di aplikasi "burung biru" sudah menjadi healing tersendiri. bener kan ya? 

Ok. yuk liburan lewat tulisan dulu. 

Jogja mungkin sudah menjadi tempat liburan viral, tetapi kalau Jepang, liburan ke Jepang, mahal. Tapi kalau ada Jepang yang di Jogja bagaimana? 

selain menikmati Soto Dalbe, aneka ragam Gudeg, Bakmi Jawa, Sate Klatak, liburan kemaren Penulis mencoba hal baru di Jogja, namanya Omakase. 

Apa itu Omakase? Omakase itu makan private ( 6 orang) yang langsung dimasakin sama Chef dengan tema-tema masakan Jepang, durasi Omakase selama kurang lebih 45 menit. 

Ruangan Omakase di hias sedemikian rupa menyerupai di Jepang. Pembukaan dibuka dengan Teh Ocha dan kemudian berturut-turut disajikan makanan khas Jepang, yang katanya menu-nya akan berubah-ubah sesuai dengan raw material yang ada di pasaran. 

Di awal waktu, Penulis sedikit skeptis,merasa jauh dari ekspektasi, akan tetapi dengan pembawaan chef dan suasana yang menyenangkan, akhirnya penulis jadi bisa menikmati acara omakase dan acara 45 menit secara tidak terasa sudah habis. 

Jujur, sebelumnya penulis merencanakan liburan ke Jepang, sampai meluangkan waktu belajar bahasa jepang juga di aplikasi duolingo biar sampai jepang ngga "plonga plongo" banget. karena berbagai alasan, terutama alasan ekonomi, maka penulis cukup liburan di Jogja dan merasakan secuil Jepang di Jogja. 

mungkin Pembaca juga merasakan hal yang sama? boleh dicoba saja. 

Salam, 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline