Lihat ke Halaman Asli

Fadlan Saefulloh

Mahasiswa ISI Surakarta, prodi Film & Televisi

Pelaku seni prihatin dengan menurunnya minat kesenian generasi muda

Diperbarui: 1 Januari 2025   23:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1. Penari Pecut Kuda

Kemajuan teknologi memang membuat hidup kita menjadi sangat mudah. Berkomunikasi sudah tidak lagi harus dengan bertemu. Dominasi kemajuan teknologi juga membuat generasi muda lebih tertarik pada konsumsi konten digital dari pada harus menghasilkan karya seni sendiri.

Generasi muda di masa-masa dahulu tidak memiliki smartphone. Membuat mereka lebih sering meluangkan waktunya dengan melukis atau bermain musik. Sedangkan, generasi muda masa kini begitu dekat dengan smartphone dan internet. Membuat sebagian besar generasi muda masa kini lebih menyukai bermain game dan menonton video.

Kebiasaan generasi muda masa kini membuat mereka selalu berada di depan smartphone-nya. Dampak negatif itu sangat terasa pada pudarnya minat kesenian pada generasi muda. Kecanduan gadget dan media sosial ini telah mengikis waktu dan minat generasi muda untuk berkarya seni.

SANGGAR PUTRO SATRIO PAMBUKO JAGAT 

Ronggo Warsito pelaku seni dan salah satu pendiri dari Sanggar Putro Satrio Pambuko Jagat. Beliau menggeluti kesenian dimulai dari seorang Wayang Orang atau biasa disebut dengan ketoprak. Sanggar Putro Satrio Pambuko di resmikan pada 17 Agustus 2022. Dengan dorongan para pelaku-pelaku seni yang ada di Tangerang Raya.

Gambar 2. Bapak Ronggo Warsito

Sanggar Putro Satrio Pambuko Jagat menjadi salah satu pelestari kesenian Indonesia di Tangerang. Mulai dari Jaranan dan Wayangan kerap ditampilkan di sanggar ini. Bukan hanya Jaranan dan Wayang saja. Sanggar Putro Satrio Pambuko Jagat juga turut mengajarkan tarian-tarian khas Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Tujuan Sanggar Putro Satrio Pambuko Jagat dibangun mulai dari keresahan

Pak Warsito sebagai pendiri;

"Merantau tahun itu kurang lebih saya tahun 86-an. Di sini (Pasarkemis, Tangerang) sangat jarang sekali saya menemukan adanya seni budaya seperti ini (yang ada sekarang di sanggar). Itu kronologi saya."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline