Dalam era seperti sekarang ini, dimana sebuah fenomena, masalah, dan kejadian sudah tidak lagi mengenal batas negara atau biasa dikenal dengan istilah Global Village, diplomasi internasional sangatlah dibutuhkan. Salah satunya dapat dilakukan ketika aktor negara dapat memainkan peranannya dalam forum internasional. Namun, karena keterbatasan yang ada peran internasional lebih pekat dimainkan oleh pemerintah pusat atau terjadi secara sentralisasi.
Untuk mempercepat perkembangan daerah-daerah di Indonesia, khususnya pada sistem desentralisasi ini, pemerintah daerah haruslah diberikan kewenangan lebih untuk memainkan peranannya dalam forum internasional sehingga kepala daerah dapat melakukan diplomasi secara langsung dan mendapatkan bergain yang bagus untuk memenuhi kebutuhan sesuai yang daerah tersebut butuhkan. Dengan demikian, perkembangan dalam daerah tersebut dapat meningkat lebih cepat.
Hal ini juga pernah disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi 1 DPR RI, Hanafi Rais di tahun pertamanya menjabat sebagai wakil ketua komisi. Rais meyakini bahwa diplomasi dan kerjasama internasional ini bukan hanya pemerintah pusat, presiden, menteri dan lain sebagainya, tetapi pemerintah daerah dan walikota juga berfungsi sebagai diplomat dan punya kuasa untuk membuat kesepakatan kerjasama sesuai bidang yang relevan. Yang terpenting sesuai dengan kebijakan politik luar negeri pemerintah Indonesia, tuturnya.
Kancah kepala daerah dalam diplomasi internasional dapat dilihat dari sosok walikota makasar, Danny Pomanto. Setelah mendapat undangan dari Presiden Amerika, Barack Obama untuk hadir ke Amerika beberapa waktu lalu, saat ini Danny Pomanto menghadiri Konferensi WASH FUTURES 2016 di kota Brisbane, Australia. Walikota Makassar ini mendapatkan undangan langsung dari Kementrian Luar Negeri Australia melalui Departemen Perdagangan dan Hubungan Luar Negeri (DFAT). Peran Walikota Makassar disana adalah untuk berbagi wawasan mengenai Water, Sanitation, and Hygiene yang disingkat WASH.
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa Makassar, dibawah kepemimpinan Danny Pomanto berhasil mendapatkan penghargaan Adipura di tahun 2015 lalu. Setelah mendapatkan penghargaan tersebut, berbagai macam perhatian-pun mulai berdatangan ke kota yang ingin dijadikan sebagai kota Dunia ini. Perhatian internasional itu datang ditunjukkan dengan kunjungan perwakilan duta besar Australia untuk Indonesia di bulan Januari lalu, Duta besar Australia itu diwakili oleh Staf Ahli Pemerintah Australia Bidang Politik dan Kerjasama Publik, Dr Bradly Amstrong. Dari hasil kunjungan tersebut terdapat beberapa perjanjian dan kesepakatan antaran Australia dan Makassar diantaranya adalah kesepakatan mengenai sister city, kerjasama festival film, budaya, dan pendidikan.
Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa kancah Danny Pomanto dalam memainkan diplomasi internasional dapat diperhitungkan karena berhasil mendapat perhatian oleh negara lain, ditambah negara-negara yang melirik langkah Walikota Makassar ini bukan negara sembarangan, melainkan negara besar seperti Amerika dan Australia. Oleh karenanya, kancah walikota ini patut dicontoh oleh kepala daerah lainnya agar kebutuhan spesifik yang dibutuhkan dapat dipenuhi melalui kerjasama-kerjasama internasional.
Disamping itu, keberlanjutan atas kesepakatan yang telah dibuat antara kepala daerah dan negara lain juga harus diperhatikan. Karena dengan program yang berkelanjutan tersebut maka pembangunan yang relatif membutuhkan waktu yang tidak sedikit akan berjalan terus dan berkembang sesuai dengan yang diharapkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H