Lihat ke Halaman Asli

Dari Daratan Tiongkok Menuju Kawasan Termiskin di Jakarta

Diperbarui: 25 April 2016   15:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="China. Dok.pri"]

[

[/caption]The Great Wall of China, siapa yang tidak ingin berkunjung ke salah satu dari tujuh keajaiban dunia yang terletak di negara dengan penduduk terbanyak di dunia ini. Bagi para traveler khususnya generasi muda yang suka menjelajah tempat-tempat bersejarah di dunia, tembok besar Tiongkok pastilah menjadi salah satu wishlist untuk mencapai atau bahkan hanya sekedar berfoto dengan latar belakang jajaran tembok panjang dan balutan awan sekaligus latar belakang pegunungan nan indah itu.

Berkunjung ke negara Tiongkok saat ini bukanlah hal yang sulit dan mahal, terlebih lagi banyak maskapai dan travel agent yang menawarkan promo “gila-gilaan” untuk bisa berkunjung kesana. Namun, apakah setiap orang, khususnya pemuda bisa pergi kesana secara gratis, bertemu dengan 150 pemuda pilihan dari 30 negara, dan dapat uang saku selama berada disana? Jawabannya adalah BISA.

Dengan program Jakarta Sister City untuk mengirimkan pemuda Jakarta dalam program tahunan International Youth Organization Forum and Beijing Sister City Youth Camp, pemuda-pemudi  Jakarta bisa berkunjung ke Tiongkok secara gratis, menjadi delegasi dan membawa nama Jakarta, bertemu dengan pemuda-pemudi pilihan dari berbagai belahan dunia, dan satu lagi yang tak kalah seru, mengunjungi Tembok Besar Tiongkok yang indah dan menakjubkan. 

Kesempatan yang sangat mengesankan itu di peroleh oleh pemuda pemudi beruntung pada Oktober 2015 lalu. Mereka adalah Yuvino Sinji, Fadlan Muzakki, Irene Tamara, Ledyane, dan Soulaya. Mereka berlima mendapat kesempatan untuk mewakili pemuda Jakarta pada program yang cukup bergengsi di daratan Tiongkok setelah melalui beberapa penilaian dan tes yang dilakukan bersamaan dengan seleksi Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) DKI Jakarta tahun 2015. Yuvino, ketua delegasi yang juga alumni PPAN mengungkapkan bahwa kegiatan itu sangat bermanfaat untuk bertukar ide-ide kegiatan, khususnya sosial kemasyarakatan, bersama aktifis pemuda lainnya di dunia.

Kelima pemuda tersebut bukanlah pemuda beruntung biasa yang dapat kesempatan untuk pergi ke Tiongkok dan mendapatkan pengalaman luar biasa disana, termasuk berkunjung ke the Great Wall of China. Kelima pemuda tersebut nyatanya adalah pemuda-pemudi yang juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan, seperti Soulaya contohnya yang aktif di komunitas Dreamdelion Sehat.

Sepulangnya dari Beijing kelima pemuda ini menginisiasi kegiatan sosial kemasyarakatan di daerah Cilincing, Jakarta Utara. Fadlan Muzakki mengungkapkan bahwa Cilincing adalah daerah “keras” yang butuh perhatian lebih, bukan hanya dari pemerintah, tetapi juga masyarakat Jakarta itu sendiri.  Penduduk miskin di daerah Cilincing adalah yang tebanyak di Jakarta, yaitu sebesar 18.029, tambah pria yang yang dipercaya menjadi project leader dari kegiatan sosial tersebut.  

Kegiatan sosial yang dilakukan oleh seklompok pemuda tersebut berfokus kepada pemberdayaan anak-anak berusia 7 – 13 tahun. Pemberdayaan tersebut dilakukan dengan memberikan pelatihan kesenian dan kebudaayaan yang dilakukan setiap minggu dari Oktober tahun 2015 lalu. Ledyane mengungkapkan bahwa keberadaan anak-anak di Cilincing cukup memperihatinkan, kebiasaan yang tidak mau menabung, main internet yang berlebihan, dan sudah mengenal pacaran. Hal ini dapat merusak masa depannya jika tidak diarahkan sejak dini. Oleh karena itu, dengan pelatihan kesenian dan kebudayaan yang berkesinambungan, diharapkan anak-anak tersebut dapat mengisi waktu luangnya dengan kegiatan-kegiatan yang lebih postif, tambah pemudi yang juga aktif sebagai pelatih tari di beberapa sanggar tari di Jakarta.

Disamping itu, Irene Tamara menyatakan bahwa hal yang dilakukan bukanlah semata mata kegiatan sosial biasa. Namun, kegiatan sosial ini adalah cara kami “membayar” kesempatan berharga yang telah kami dapatkan dari pemerintah DKI Jakarta, khususnya Dinas Olahraga dan Pemuda (DISORDA) DKI Jakarta. Jika dihitung-hitung, perorang menghabiskan biaya yang tidak murah untuk ikut kegiatan di Beijing tahun lalu, oleh karena itu kami ingin menggantinya, bukan dengan materi tetapi dengan keahlian dan kemampuan yang kita punya, dan turun ke kawasan termiskin di Jakarta merupakan langkah konkret kami untuk membalas budi yang telah diberikan oleh Disorda, tambah pemudi yang masih berstatus sebagai mahasiswa jurusan akutansi di Universitas Indonesia itu.

Puncak kegiatan sosial yang dilaksanakan di Cilincing tersebut akan dilaksanakan pada tanggal 15 Mei 2016 mendatang dengan mempertunjukan tarian dan kesenian anak-anak yang sudah dilatih oleh pemuda pemudi tersebut selama lebih dari setengah tahun. Dengan bantuan dari Yayasan Putri Kasih sebagai fasilitator tempat dalam kegiatan tersebut, diharapkan kegiatan ini dapat bermanfaat bagi masyarakat sekitar dan memanggil pemuda-pemudi lainnya di Jakarta untuk turun langsung ke lapangan membantu sesama yang membutuhkan. Jadi bukan hanya ingin jalan-jalan keluar negerinya saja, tetapi juga ingin memberikan kontribusi setelah mendapatkan ilmu lebih di luar negeri sana.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline