Lihat ke Halaman Asli

Fadlan Hanip

Mahasiswa UNIKOM

Dalam Dinding Sunyi

Diperbarui: 29 Oktober 2024   11:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pasar / dokpri

aku menggenggam senyap inibagai tanah lembut yang tak kunjung basah
melihatmu dari kejauhan
seperti kata yang lenyap jadi bayang
terpencar, hilang dalam hening

dan namamu terselip di antara bising
bagai rindu yang tak tahu tujuan
mengendap pelan di tiap percakapan
tak berani memanggil, tak hendak mengucap

betapa ingin kusapa kau tanpa suara
tanpa sekat yang menjerat perasaanku
tapi darah ini menulis aturannya
sebuah takdir yang tak bisa kuubah

di ujung matamu, ada aku yang tenggelam
dalam tatap yang menyimpan asa
aku berdiri di tepi bayangmu
menyulam harap yang hanya kubisikkan pada angin

sebab kau adalah kisah yang tak boleh kuselami
ada larangan yang terukir di antara kita
dan aku mencoba berlapang hati
merangkul kenyataan yang pilu

aku berlari dari rasa yang merantai
menjadi angin yang tak terlihat di sisimu
biarkan aku jadi rahasia
yang mendukungmu tanpa kau tahu

aku menyerahkan diriku pada takdir yang membisu,
menitipkan semua kata yang tak pernah terucap,
sebagai bisikan di tepian malam,
yang mengiringimu dari jauh,

hingga pada akhirnya kau adalah sunyi
yang terdiam di ujung hidupku
dan aku akan tetap menunggu,
menjadi jarak yang tak pernah kau tempuh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline