Rizal sibuk memberi masukan pada temannya, Dino, yang juga mitra bisnisnya sejak kuliah. Sebagai teman seperjuangan tidak ada batasan dan rasa sungkan saat memberi masukan.
Dino adalah teman kuliah Rizal yang menjadi mitranya dalam membuka bisnis servis motor sejak kuliah. Keduanya sama-sama menempuh pendidikan di fakultas teknik jurusan teknik mesin.
Saat itu keduanya berkongsi untuk membuka bengkel servis motor dengan modal patungan.
Bengkel motor keduanya berjalan dengan baik hingga jauh setelah mereka lulus. Bahkan bengkel mereka sekarang juga menyediakan orderdil motor, ganti oli dan jual oli, bahkan ada Cafe untuk tempat menunggu. Mereka akan memberi nama.bengkelnya dengan "Cafe Bengkel".
Bengkel itu sendiri sudah balik modal bagi keduanya, sekarang mereka tinggal menikmati untung dari bengkel itu. Keberhasilan bengkel itu jugalah yang membuat keduanya merasa tidak perlu kerja dengan orang lain. Mereka sudah memiliki usaha yang lumayan.
Dino rupanya saat ini ingin mendiversifikasi usahanya ke bisnis cuci mobil otomatis. Namun untuk memulai itu diperlukan dana besar.
Dino membicarakan rencananya dengan Rizal. Setelah mendengar rencana Dino, Rizal menunjukkan ketidaksetujuannya.
"Bukan aku menghalangi kamu untuk diversifikasi usaha, toh modal juga dari kamu sendiri," kata Rizal pada Dino.
"Sebenernya modal bukan dari aku sendiri juga sih tapi aku akan pinjam bank," kata Dino.
"Dari pada kamu pinjam bank, gimana kalau aku beli saham kamu di bengkel?" tanya Rizal.