Lihat ke Halaman Asli

Fadjar PENA MANFAAT Setyanto

PENA MANFAAT semoga pena ini selalu membawa manfaat.

Pintar, No Bodo

Diperbarui: 7 Maret 2023   18:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi

Fulan merasa cuma bisa mengelus dada serasa berkata dalam hati ,"Astaghfirullah hal azhim." Ini terjadi karena orang yang berpengaruh di wa groupnya menyebarkan tulisan yang berisi kebencian pada tokoh yang dibencinya. Seolah mempunyai musuh yang sama lalu banyak komentar yang mendukung dan "like". Mereka nampak begitu bersemangat "menghujani dengan kata-kata hujatan."

Fulan mengetahui benar bahwa apa yang disebarkan itu adalah berita bohong untuk mendiskreditkan tokoh tersebut karena sudah ada berita-berita yang semacam itu yang menyatakan kebalikan dari yang ada di wa groupnya.

"Lebih baik lewati saja dan tidak dibaca,toh dikomentari juga tak ada manfaat bagiku,malah aku bisa dosa karena berdebat," ujar Fulan dalam hati.

Fulan sekarang  terbiasa bertanya pada dirinya sendiri diri sebelum sharing suatu info :"Manfaatnya apa?"

"Kalau tidak karena untuk berbagi ilmu atau manfaat, untuk apa sebar info dukung-dukungan pada tokoh, atau kebencian pada tokoh?"

"Dulu ada yang rela berkelahi, rela bermusuhan dengan saudara sendiri. Padahal tokoh yang dibela mati-matian sedang makan dan bersenda gurau dengan saingannya," Fulan melanjutkan keprihatinannya.

Memang Fulan yang sekarang telah berubah, yang berbeda dengan yang dulu di masa euforia sosial media untuk mendukung calon-calon di Pilkada. Saat ini dia menjadi tidak responsif bahkan cenderung mentertawakan bila di sosial media ada yang menggunakan untuk menjatuhkan orang lain.

Bila ada yang sharing di wa group tentang kejelekan orang lain, ditulis dengan panjang lebar untuk membuatnya masuk akal tapi tak ada nama penulisnya, bisa dipastikan hoaks. Kesimpulan yang sungguh masuk akal sebab ada frase yang mengatakan :"Kalau benar kenapa takut (sembunyi)?"

Perubahan pada Fulan memang terjadi beberapa waktu lalu setelah hiruk pikuk Pilpres usai. Saat itu dia mempelajari buku "Syajaratul Ma'arif" karya Syekh Izzudin bin Abdussalam.

Di buku itu dia menemukan kalimat ayat Qur'an yaitu Surat Al-Hujurat ayat 6 yang artinya "..........Dan jika datang padamu seorang fasik membawa berita, maka telitilah lebih dahulu.............". Dalam buku itu dijabarkan secara jelas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline