Fulan baru saja mendapat uang komisi hasil mark-up, Rp. 650.000.000,00. Dia simpan dengan hati-hati uang itu. Namun tak berapa lama kemudian cobaan datang. Anaknya terlibat narkoba, dan perlu melakukan rehabilitasi supaya tidak ditahan.
Segala daya dan upaya dilakukan agar sang anak kembali normal. Setelah beberapa waktu rehabilitasi, sang anak sembuh. Fulan sungguh senang. Fulan pun menghitung biaya yang dia keluarkan, ternyata persis Rp. 650.000.000,00 !
Fulan terhenyak dengan angka itu. "Oh Tuhan, ternyata engkau tidak rela hamba memakai uang itu untuk keperluan keluarga dan sehari-hari dan sekarang Engkau mengambilnya kembali".
"Ampuni hamba, yang telah dzalim pada diri sendiri dan telah mengambil uang yang bukan milik hamba, insya Allah, hamba tidak akan lagi memakan uang yang bukan hak hamba".
"Bila ada kelonggaran, hamba akan mengganti uang yang hamba ambil itu, meskipun pihak manajemen tidak mengetahui keanehan dari transaksi itu"
"Atas ijinMu hamba mengganti tidak dengan mengembalikan ke manajemen tapi ke pihak lain yang membutuhkan".
"Terima kasih, Engkau telah memperingatkan dan mendidik hamba agar berhati-hati dengan uang untuk keperluan keluarga".
==
"Bagus, Kek ceritanya", kata Ucup pada kakeknya,"Jadi didikan dari Allah kadang terasa keras dan menyakitkan ya Kek, namun kalau kita berprasangka baik, hal menyakitkan itu adalah ibarat jeweran dari ibu pada anaknya agar tidak terus menerus tenggelam dalam kemaksiatan."
"Tapi kek, Ucup tidak mau dididik seperti itu oleh Allah, mungkin Ucup nggak kuat."