Salman Al Farisi terkenal dengan idenya melakukan perang parit. Saat itu posisi kaum muslimin melihat jumlah pasukan besar Quraisy dengan peralatan tempur lengkap dan perbekalan yang sangat banyak. Saat itu kota Madinah akan diserang baik dari depan atau pun dari belakang. Mereka siap menghancurkan kaum muslimin hingga ke akar-akarnya.
Salman yang cerdas meneliti kondisi kota Madinah dari ketinggian. Menurut pengamatannya kota itu dikelilingi gunung-gunung berbatu yang bisa dianggap sebagai benteng pertahahan. Sedangkan ada beberapa bagian yang terbuka dan terbentang luas sehingga daerah ini akan sangat mudah dimasuki musuh.
Salman menyampaikan usulnya pada Rasulullah dan disetujui. Segeralah kaum muslimin berbondong-bondong membuat parit sebagaimana usul Salman. Kaum muslimin tak terkecuali Salman pun turut serta membuat parit.
Salman yang berperawakan tinggi dan kuat sangat mudah menghancurkan batu-batu menjadi kecil-kecil. Namun ada satu batu besar yang menghalangi rencana pembuatan parit itu. Para sahabat beramai-ramai membantu, namun tak membawa hasil sama sekali. Akhirnya Salman menemui Rasulullah minta ijin agar diperbolehkan melewati batu itu sehingga menjadi berbelok dan di luar rencana semula. Rasulullah pun pergi melihat lokasi itu. Diambilnya tembilang dan dengan membaca basmallah dipukulnya dengan sekuat tenaga batu itu.
Dengan ijin Allah, pada saat batu itu dipukul Rasulullah batu itu mengeluarkan cahaya yang sangat terang. Pada pukulan pertama, dengan ijin Allah pada cahaya yang kuat itu Rasulullah ditampakan kerajaan-kerajaan Persia dan mereka akan berada dalam kekuasaan umat beliau. Pada pukulan kedua ditampakan kepada Rasulullah kerajaan-kerajaan Romawi akan berada dalam kekuasaan umatnya. Pada pukulan ketiga dinampakan oleh Allah mahliga-mahliga Syria berada di dalam kekuasaan kaum muslimin.
Salman orang yang mengusulkan pembuatan parit, orang yang juga menemukan batu besar itu, dan ia pun berada di samping Rasulullah saat Rasulullah memukul batu. Dia mendengar langsung saat Rasulullah melihat apa yang ada di antara cahaya pecahan batu itu.
Jauh setelah hari itu Salman masih hidup dan menyaksikan apa yang dikatakan Rasulullah menjadi kenyataan.
----
Setelah parit jadi dan siap, Quraisy menyaksikan adanya parit di hadapan mereka, mereka menjadi bingung dan tidak mengerti strategi perang macam apa ini, karena ini sangat tidak disangka-sangka. Hampir sebulan penuh Quraisy mengepung Madinah namun mereka tidak berdaya menembus kota Madinah. Mereka menjadi sangat frustasi. . Hingga akhirnya Allah mengirimkan angin topan besar yang memporak-porandakan kemah Quraisy. Quraisy pun akhirnya kembali ke daerah asalnya dengan malu dan kekecewaan yang mendalam.
====