Lihat ke Halaman Asli

Fadiyah Munifah

Hobi naik gunung dan work from cafe yang sesekali jiwa content creator nya muncul. Sedang dalam perjalanan menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama.

Kepedulian Sosial di Tengah Bulan Ramadan dan Pandemi Covid-19

Diperbarui: 12 Mei 2020   06:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Untuk memutus penyebaran Covid-19, larangan mudik diharapkan dapat menjadi salah satu solusinya. Tidak peduli ia kalangan atas atau bawah, berapa pendapatannya, atau jabatan apa yang dimiliki, selagi bukan gugus depan dalam menangani Covid-19 dan sektor-sektor yang diperbolehkan, maka ia harus taat dengan PSBB dan larangan mudik yang diberlakukan pemerintah.

Ketika PSBB dilakukan dengan serentak dan dilakukan dengan kompak dalam artian masyarakat dapat dengan tertib melakukannya maka PSBB ini akan berhasil. 

Walaupun dalam implementasinya PSBB ini turut berdampak pada ekonomi masyarakat khusunya masyarakat menengah ke bawah.  Selepas pandemi ini atau bahkan mulai saat ini pemerintah harus mulai memikirkan solusi. 

Seperti apa yang disebutkan oleh beberapa tokoh seperti Presiden Ghana bahwa dalam membangkitkan kembali ekonomi akan ada jalan untuk melakukannya, tapi untuk membangkitkan kembali orang yang mati tak ada yang mengetahui caranya. 

Begitupun apa yang disampaikan oleh Sandiaga Uno bahwa pertumbuhan ekonomi mungkin bisa kita negosiasikan nanti, tapi nyawa dan kehidupan rakyat tidak ada ruang untuk perdebatan. 

Apa yang disampaikan oleh Presiden Ghana dan seorang pengusaha tersebut memiliki korelasi, yakni keamanan dan keselamatan rakyat adalah yang utama. 

Terdapat nilai optimis yang terkandung dalam ucapan keduanya, yang memperlihatkan bahwa pandemi ini dapat kita lewati jika terdapat konsensus bersama. Indonesia adalah negara yang memiliki nilai kebersamaan yang tinggi. 

Hal ini tercermin dengan semangat gotong royong dalam masyarakatnya. Maka saat inilah, semangat gotong royong tersebut harus dikencangkan di setiap lini kehidupan.

Bulan Ramadhan memang diperkirakan sebagai puncak dari dampak Covid 19 ini. Baik dari segi sosial maupun ekonomi, memang pada bulan Ramadhan ini, kegiatan jual beli meningkat hal ini karena peningkatan dalam konsumsi masyarakat yang menyebabkan peredaran barang di pasar juga bertambah. Maka tak salah jika muncul banyak kekhawatiran dampak Covid 19 yang dirasakan di bulan Ramadhan ini.

Kini pasar-pasar nampak sepi, pedagang di pinggir jalan tak lagi dapat berjualan seperti hari-hari biasanya. Tertahan oleh kebijakan, terpaksa untuk "di rumahkan". 

Namun, kehidupan tetap harus berjalan dan kebutuhan sehari-hari tetap harus terpenuhi. Ini menjadi persoalan yang cukup serius. Dimana, dampak Covid 19 terhadap ekonomi maupun sosial tengah dirasakan. Selain banyak penurunan di sektor ekonomi, nampaknya kini telah muncul kemiskinan baru yang menjadi masalah sosial. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline