Lihat ke Halaman Asli

GoneGone

Tukang Ketik

(S)AYA

Diperbarui: 1 Februari 2023   10:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

(Orang Gila dan Manusia Munafik)

Saya benar-benar merasa takut hari ini. Setelah kemarin mendengar keinginan Aya untuk disetubuhi. Melakukan solo sex demi mencapai klimaks atau meraih orgasme tinggi. Membayangkan bagaimana cara ia memainkan klitoris yang juga saya miliki. Tidak! Bagi saya, masturbasi termasuk ke dalam jenis borderline. Dan beronani di saat seperti sekarang, hanya akan menambah deretan panjang daftar kelainan mental dan jiwa saya.

Pertanyaannya adalah, benarkah ia gila? Jika ia gila, apakah saya akan tertular? Bagaimana jika kami berdua sama-sama gila? Apakah Tuhan sudah berlaku tidak adil?

"Apa itu Tuhan?" Aya tiba-tiba bertanya. Entah kenapa, ia selalu mampu membaca apa yang sedang saya pikirkan. Apakah mungkin karena saya sendiri yang menciptakannya?

Sejenak saya memutar otak, menyusun kalimat yang pas untuk menjawab pertanyaan Aya. "Tuhan yang menciptakan kita."

"Menciptakan orang-orang gila?"

"Bukan. Tuhan menciptakan kebaikan."

"Apa itu kebaikan?" Ia mengambil sisir dari laci meja rias di samping tempat tidur dan mulai merapikan rambut kritingnya sambil berkaca. Jelas sekali saya melihat diri saya mengikuti gerakannya dalam cermin.

"Kebaikan adalah Tuhan itu sendiri. Dia yang bermurah hati menumpahkan kasih dan sayang, Dia mengabulkan segala doa, memberikan nikmat, berkat, dan kesempatan untuk berbahagia. Dan ... Dia satu-satunya Sang Maha yang dapat memberikan kita pertolongan."

Ia mendengus, tersenyum sinis menatap saya.

"Pertolongan?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline