Lihat ke Halaman Asli

Mochammad Fadail Ramadhan

Pelajar Di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga 2021

Fenomena Remaja Jompo yang Terjadi di Kalangan Generasi Z

Diperbarui: 3 Juli 2022   05:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.hipwee.com/

Di era postmodern ini, pengaruh globalisasi semakin kuat. Kampanye Industri 4.0 yang digaungkan di berbagai negara membuat semuanya menjadi serba mudah karena dunia yang saat ini mengalami kemajuan signifikan, mulai dari kendaraan, gawai, pakaian, serta sarana dan prasarana umum telah berubah mengikuti perkembangan zaman untuk memfasilitasi kehidupan generasi masa kini yang lebih modis dan canggih. 

Perubahan dari pengaruh globalisasi itu tak hanya mengubah teknologi yang awalnya terkesan kuno dan tertinggal, tetapi juga mengubah gaya hidup masyarakat. Perubahan ini tentu saja membawa dampak positif dan negatif. 

Dampak positifnya adalah kehidupan menjadi lebih mudah karena semua menjadi serba digital, dapat diakses dan digunakan kapanpun dan dimanapun ketika dibutuhkan, tanpa perlu membuang banyak tenaga dan waktu. 

Namun, perubahan itu juga membawa dampak negatif, yaitu ancaman kesehatan, gangguan psikis, hingga kehilangan privasi karena semua menjadi serba instant dan transparan. 

Dan dampak negatif itu menjadi ancaman serius bagi generasi muda yang menjadi tonggak penerus bagi generasi sebelumnya. Para remaja yang menjadi harapan, sedang berada dalam situasi dan kondisi yang tidak baik.

Menurut WHO atau World Health Organization, Rentang usia yang masuk dalam kategori remaja adalah mereka yang berumur 12 sampai 24 tahun. Anak-anak bisa dikatakan telah beranjak remaja ketika telah mengalami fase mimpi basah bagi pria atau fase menstruasi bagi Wanita. 

Masa remaja adalah masa pencarian jati diri, yang menyebabkan seseorang pada masa ini, memiliki semangat yang tak terbatas, tak suka terikat pada aturan, dan rasa penasaran yang tinggi, hal itu karena mereka baru saja memasuki dunia baru di kehidupannya.

Ketika pandemi covid-19 menyebar ke seluruh dunia, keadaan yang memburuk membuat pemerintahan terpaksa membatasi semua kegiatan masyarakat, mulai dari sektor pariwisata, sektor ekonomi, sektor keagamaan hingga sektor pendidikan, dan memberlakukan aturan lockdown. 

Mobilitas yang terbatas membuat masyarakat menjadi malas untuk bepergian dan hanya memilih berada dirumah saja, selain alasan keamanan, tapi juga agar ada waktu untuk berleha-leha, rebahan, dan bersantai. 

Terlebih bagi para remaja, yang sangat menyukai waktu senggang. Mereka sangat bergembira ketika aturan itu diumumkan. Berada di rumah sepanjang waktu, membuat kegiatan mereka semua dilakukan hanya di rumah, mulai dari makan, belajar, ibadah, dan bermain. 

Area yang terbatas menyulitkan keadaan untuk berolahraga, sehingga mereka hanya memilih rebahan sepanjang hari tanpa berolahraga. hingga aturan itu berlanjut untuk jangka waktu yang lama sehingga menyebabkan munculnya banyak fenomena baru di masyarakat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline