Lihat ke Halaman Asli

Potensi Ekspor Limbah Serbuk Kelapa Tua (Cocopeat)

Diperbarui: 19 Juni 2022   14:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Pribadi 

Cocopeat merupakan limbah dari proses penyapuan sabut kelapa dan serat sabut kelapa, cocopeat mempunyai bentuk butiran halus 

Cocopeat merupakan bahan baku organik serta terbarukan , sebagai bahan baku organik yang terbarukan Cocopeat memiliki kelebihan yaitu bakteri yang membantu pertumbuhan tanaman (PGPB) adalah bakteri yang dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman dan melindungi tanaman dari penyakit dan cekaman abiotik melalui berbagai mekanisme  tanaman yang ditanam menggunakan media tanam cocopeat memiliki sistem akar tanaman yang berkembang jauh lebih baik.

Coco peat seringkali dibuang oleh para pelaku UMKM maupun masyarakat. Pemrosesan kelapa oleh UMKM dilakukan dengan mengolah tempurung kelapa untuk diproses serabut hasil produksi akan dijual kepada pabrik domestik atau di ekspor ke mancanegara, akan tetapi limbah dari pemrosesan yaitu Cocopeat ternyata memiliki nilai ekonomi sebagai media tanam. 

Melansir dari website https://exportpotential.intracen.org/ menggunakan kode perdagangan Cocopeat HS Code 530500 perdagangan Cocopeat Internasional mencapai angka $618.900,000 atau Rp8,898,729,870,000 (8,8 triliun rupiah) dengan potensi ekspor sebesar $725,800,000 atau Rp10,435,116,920,000 (10,4 triliun rupiah) angka perdagangan yang sangat fantastis bagi perdagangan internasional khususnya pada komoditas Cocopeat. 

Perdagangan Cocopeat internasional diperkirakan masih terdapat potensi belum terjamah sebesar $334,200,000 atau Rp4,804,927,080,000 (4,8 triliun rupiah) khususnya pada negara-negara penghasil kelapa akan tetapi belum memaksimalkan potensi industri kelapa seperti Indonesia.

Negara Tujuan Ekspor (NTE) untuk Cocopeat antara lain Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dengan potensi ekspor cocopeat sebesar $323,500,000.00 US Dollar atau Rp4,645,634,472,089.37 (4,6 triliun rupiah), dan urutan kedua Amerika Serikat dengan potensi ekspor cocopeat sebesar $55,500,000 US Dollar atau Rp798,001,200,000 (798 miliar rupiah). 

Meskipun perdagangan cocopeat sangat fantastis akan tetapi Indonesia masih belum dapat memaksimalkan potensi dari industri kelapa khususnya cocopeat, hal ini ditunjukkan dengan data negara pengekspor cocopeat terbesar adalah India dengan jumlah $230,000,000 diikuti oleh Sri lanka $150,000,000 sedangkan Indonesia berada pada urutan ke-10 dengan jumlah ekspor sebesar $9,700,000 atau Rp139,458,840,000 (139 miliar rupiah), beberapa faktor yang menyebabkan Indonesia tidak dapat memaksimalkan potensi ekspor cocopeat salah satunya adalah kurangnya pengetahuan tentang ekspor cocopeat ke pasar luar negeri.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline