Lihat ke Halaman Asli

Fadilah Pujiningtyas Permani

Universitas Diponegoro

Mahasiswa MBKM FKM UNDIP Ungkap Kasus Balita Stunting dengan Peta Sebaran

Diperbarui: 27 Desember 2022   10:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi

Dalam kurun waktu kurang lebih 2 minggu, tepatnya pada tanggal 5 -- 16 Desember 2022, mahasiswa MBKM (Merdeka Belajar-Kampus Merdeka), Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Fadilah Pujiningtyas Permani, melakukan pemetaan balita stunting per RW untuk wilayah Kelurahan Ngesrep, wilayah kerja Puskesmas Ngesrep, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang.

Kegiatan tersebut dilaksanakan karena di Kelurahan Ngesrep belum terdapat peta persebaran balita stunting per RW beserta karakteristik orang tua balita dan faktor risikonya. Oleh karena itu, mahasiswa melakukan pemetaan data balita stunting hasil pendataan terakhir, yaitu Bulan Oktober 2022 menggunakan aplikasi Arc Map. Data balita stunting tersebut diperoleh dari Puskesmas Ngesrep.

Dokumentasi pribadi

Hasil pemetaan, menunjukkan bahwa terdapat 7 kasus balita stunting yang tersebar pada 4 RW, yaitu RW 1, 2, 6, dan 8. Dua kasus di antaranya, yaitu 1 kasus di RW 1 dan 1 kasus lainnya di RW 8 merupakan kasus baru, sedangkan sisanya merupakan kasus lanjutan dari bulan sebelumnya.

Setelah itu, mahasiswa membagikan kuesioner pendataan karakteristik orang tua balita dan faktor risiko balita stunting kepada 7 ibu balita stunting. Kuesioner dibagikan dalam bentuk google form melalui WhatsApp dengan bantuan kader-kader posyandu Kelurahan Ngesrep.

Hasil pendataan menunjukkan bahwa mayoritas balita stunting berjenis kelamin laki-laki (57%), mayoritas pendidikan terakhir ibu SMA/sederajat (71%), mayoritas pendidikan terakhir ayah SMA/sederajat (57%), mayoritas pendapatan keluarga balita < UMR Kota Semarang, Rp 2.835.021,29 (71%), mayoritas pekerjaan ibu sebagai ibu rumah tangga (71%), dan mayoritas pekerjaan ayah wiraswasta (57%). Selain itu, faktor risiko stunting persentase tertinggi, yaitu pendapatan keluarga < UMR Kota Semarang dan tinggi badan ibu < 150 cm, masing-masing sebanyak 71%.

Dokumentasi pribadi

Hasil pendataan dicantumkan di dalam modul sebagai keterangan dari peta persebaran. Kemudian, hasil pemetaan dibagikan dan dipaparkan kepada Pihak Kelurahan dan 12 kader posyandu Kelurahan Ngesrep. Hasil pemetaan juga dipasang pada mading Kelurahan Ngesrep.

Dokumentasi pribadi

Kegiatan ini diterima baik oleh 7 ibu balita stunting, kader-kader posyandu, pihak Puskesmas, pihak Kelurahan, dan masyarakat Kelurahan Ngesrep lainnya. Selain itu, kegiatan ini juga mendapat dukungan penuh dari Pihak Puskesmas Ngesrep, Pihak Kelurahan Ngesrep, dan kader-kader posyandu Kelurahan Ngesrep, sehingga kegiatan berjalan dengan lancar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline