Manusia, sebagai makhluk yang berpikir, memiliki kemampuan unik untuk merenungkan segala hal, termasuk tentang Tuhan dan tujuan hidupnya. Dalam konteks Islam, dakwah menjadi salah satu sarana untuk menyebarkan ajaran agama. Namun, dakwah bukan hanya sekadar menyampaikan pesan, tetapi juga melibatkan proses pemahaman yang mendalam. Di sinilah peran filsafat dakwah menjadi sangat penting.
Filsafat dakwah merupakan cabang ilmu yang secara khusus mempelajari hakikat dakwah secara mendalam. Dengan kata lain, filsafat dakwah berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang apa itu dakwah, mengapa dakwah diperlukan, dan bagaimana dakwah seharusnya dilakukan. Sementara itu, keilmuan dakwah merupakan penerapan praktis dari filsafat dakwah dalam kehidupan sehari-hari. Keilmuan dakwah mencakup berbagai aspek, mulai dari metode dakwah, strategi dakwah, hingga evaluasi terhadap program dakwah.
Hubungan Filsafat Dakwah dan Keilmuan Dakwah
Hubungan antara filsafat dakwah dan keilmuan dakwah sangat erat. Filsafat dakwah menjadi landasan teoretis bagi keilmuan dakwah, sementara keilmuan dakwah menjadi aplikasi praktis dari filsafat dakwah. Hubungan ini dapat dijelaskan melalui tiga aspek utama, yaitu:
- Ontologi:
Filsafat Dakwah: Mempelajari hakikat dakwah itu sendiri. Filsafat dakwah berusaha menjawab pertanyaan mendasar tentang apa itu dakwah dan mengapa dakwah diperlukan.
Keilmuan Dakwah: Mengkaji objek dakwah secara lebih spesifik, seperti metode, strategi, dan media yang digunakan dalam dakwah. Keilmuan dakwah berusaha untuk menemukan cara-cara yang paling efektif untuk menyampaikan pesan dakwah.
- Epistemologi:
Filsafat Dakwah: Menyelidiki sumber dan validitas pengetahuan dalam dakwah. Bagaimana kita bisa yakin bahwa pengetahuan yang kita miliki tentang dakwah adalah benar?
Keilmuan Dakwah: Menggunakan metode ilmiah untuk mengumpulkan data dan informasi yang relevan dengan dakwah. Keilmuan dakwah berusaha untuk menguji dan memvalidasi teori-teori yang dikembangkan dalam filsafat dakwah melalui penelitian empiris.
- Aksiologi:
Filsafat Dakwah: Menilai nilai-nilai dan etika yang mendasari dakwah. Apa yang dianggap baik dan benar dalam konteks dakwah?
Keilmuan Dakwah: Menerapkan nilai-nilai tersebut dalam praktik dakwah sehari-hari. Keilmuan dakwah berusaha untuk memastikan bahwa praktik dakwah sesuai dengan nilai-nilai yang telah ditetapkan dalam filsafat dakwah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H