Lihat ke Halaman Asli

Fadila Rahma Dianti

Mahasiswa Bioteknologi

Unisa Yogyakarta Siap Laksanakan Kuliah Hybrid di Tengah Pandemi

Diperbarui: 24 Januari 2022   22:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah Satu Gedung Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta (Unisa Yogyakarta) Foto: Dok. Unisa

Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus SARS-Cov-2. Virus ini dapat menyebar mealui droplet yang ada di udara ketika penderita bersin, batuk, berbicara, bernyayi, atau bernapas, sehingga covid-19 sangat memungkinkan seseorang untuk mudah sekali tertular. Covid-19 telah melanda berbagai negara termasuk Indonesia. Masyarakat mau tak mau harus beradaptasi dengan kondisi pandemi ini. Semua aktifitas yang biasanya dilakukan secara tatap muka kini harus dilakukan secara daring. Termasuk sistem pembelajaran di Indonesia. Para siswa harus sekolah secara online dari rumah masing-masing.Namun ternyata pembelajaran secara daring dinilai kurang efektif, banyak faktor yang kurang mendukung seperti kurangnya interaksi siswa dengan guru ataupun teman sebayanya, sinyal yang kurang mendukung, biaya kuota internet yang juga terbilang mahal dan masalah lainnya. Hal ini terjadi di semua jenjang pendidikan termasuk dibangku kuliah. Banyaknya praktikum dan kegiatan lainnya untuk menghadapi dunia kerja harus dilakukan secara daring.

Setelah mengetahui kurang efektifnya perkuliahan daring, Unisa Yogyakarta memutuskan untuk mengubah sistem perkuliahan dari daring menjadi kuliah hybrid. Kuliah hybrid adalah metode pembelajaran yang menggabungkan antara pembelajaran daring dan pembelajaran tatap muka. Sehingga nanti ada kalanya mahasiswa akan melakukan kuliah secara daring di rumah atau tatap muka di kampus. Kuliah hybrid dilakukan untuk beberapa mata kuliah yang memang tidak bisa dilakukan melalui daring. Kuliah hybrid tetap dilakukan dengan skala prioritas menyesuaikan kapasitas kelas atau laboratorium menyesuaikan standar protokol kewaspadaan penularan Covid-19. Seluruh mahasiswa yang akan mengikuti sistem ini diwajibkan untuk mendapatkan vaksin minimal 2 kali, mendapatkan izin dari orang tua, dalam kondisi sehat dan tidak memiliki penyakit penyerta (comorbid).

Rapid test yang dilakukan oleh mahasiswa Unisa Yogyakarta. Foto: dok. Unisa

Protokol semakin diperketat apalagi dengan adanya varian baru Omicron. Semua mahasiswa yang akan melakukan tatap muka harus mematuhi protokol kesehatan dengan selalu menggunakan master, rajin mencuci tangan, menjaga jarak dan tidak diperkenankan untuk berkerumun. Semua kegiatan lain pun yang dilakukan di Unisa harus mendapatkan persetujuan dari pimpinan universitas melalui satgas Covid-19 Unisa Yogyakarta. Semua kebijakan ini dilakukan demi menjaga kesehatan bersama dan akan terus menyesuaikan dengan perkembangan Covid-19 di Indonesia.

Warsiti, selaku Rektor Unisa Yogyakarta mengatakan bahwa mereka sudah siap melakukan persiapan untuk kuliah tatap muka dari segi sarana maupun prasarana (Fina Fitriana, 2022).

referensi:

https://www.kompasiana.com/finafitriana/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline