Lihat ke Halaman Asli

Novelipasiana: Bidadari Neraka (17)

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

“Saya tidak peduli dengan cercaan orang mengenai program tv kita. Yang paling penting adalah bagaimana iklan bisa masuk. Tentunya para pengiklan hanya melihat rating dan share, mereka tidak melihat konten tayangan kita,” Sylvana menegaskan pembicaraan di kata “cercaan orang.”

“Saya tidak membutuhkan karyawan yang cerdas. Saya hanya butuh karyawan yang mau menurut apa yang saya katakan. Saya contohkan, salah satu presenter kita saya beri surat peringatan, karena dia sudah melakukan tindakan di luar ketentuan yang telah saya buat.”

Seluruh karyawan yang ada di ruangan ini semakin serius menyimak Sylvana. Saya pun seperti tersengat mendengar ada salah satu presenter yang diberikan surat peringatan. Nabila kah?

“Presenter ini seperti merasa paling pintar karena telah menemui narasumber yang jelas-jelas menjadi musuh kita. Saya berikan peringatan keras kepadanya karena sudah melakukan tindakan di luar kode etik jurnalistik,” ujar Sylvana dengan dingin dan datar.

Saya semakin gelisah berada di ruang rapat ini. Saya ingin segera keluar dan menghubungi Nabila untuk memastikan tidak ada hal-hal buruk yang menimpa dirinya. Sebelum rapat, saya memang melihatnya keluar dari ruang Sylvana dengan terburu-buru, serta secara sekilas saya melihat dia menangis.

“Saya minta kepada seluruh karyawan untuk menunjukkan dedikasi dan loyalitas kepada perusahaan kita. Ingat, saya tidak membutuhkan wartawan yang pintar dan sok tahu, yang saya butuhkan hanya wartawan yang mau menurut dengan apa yang katakan.”

Suasana rapat semakin menegangkan. Semuanya memperlihatkan wajah-wajah tanpa senyum sedikitpun. Para produser yang duduk di bagian depan, sedikitpun tidak ada yang berani bersuara. Mereka benar-benar menyimak setiap kata demi kata yang dikeluarkan oleh orang nomor satu di news room ini. Apalagi setelah Sylvana mengatakan telah mengeluarkan surat peringatan, tentunya hal itu membuat sang bidadari semakin ditakuti. Bukan karena fisiknya yang menyeramkan, bidadari cantik ini ditakuti karena kekuasaan dan wewenangnya yang absolut dan antikritik. (bersambung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline