Penulis : Fadil Amelia. H || Editor : Fadil Amelia. H
Tingkat pengangguran di Indonesia berada pada posisi ke-59 dari 100 negara dalam daftar IMF. Pada dasarnya semua itu telah diprediksi, karena kurangnya jumlah lowongan pekerjaan yang tersedia sehingga jauh lebih sedikit dibandingkan jumlah pencari kerja. Kurang meratanya pembangunan dan perluasan kesempatan kerja di seluruh wilayah Indonesia, yamg membuat maraknya pengangguran yang mencari pekerjaan dan beralih mencari pekerjaan diluar negeri.
Banyak hal, yang membuat para pengangguran sulit mendapatkan kerja di negeri sendiri; persaingan yang sangat ketat dalam menyeleksi para pencari kerja, beban kerja yang diberatkan para pegawai, minimnya minat dan bakat para pelamar kerja.
Sulitnya mencari pekerjaan di Indonesia, disebabkan banyaknya SDM Indonesia yang masih dibawah rata-rata ekspektasi pasar kerja. Maraknya lowongan pekerjaan yang berat tetapi, gaji yang tidak seberapa membuat para pekerja memilih untuk menganggur dari pada bekerja yang merugikan baginya.
Tentunya lulusan smk yang semakin banyak peluang pengangguran, dikarenakan kurangnya skill dan pengalaman yang minim. Sehingga membuat mereka memilih untuk menganggur dari pada mencari pekerjaan yang membuat mereka tertekan atas skill yang kurang dimiliki. Adapun para sarjana yang memilih menganggur dari pada bekerja pada bidang yang kurang diminati atau tidak ada hubungannya pada jurusan yang mereka ambil tersebut.
Para sarjana berfikir untuk apa bekerja tetapi bidang yang mereka gemari tidak ada pada pekerjaan tersebut. Mereka lebih baik menunggu pekerjaan yang dikiranya pas dari pada harus bekerja yang kurang menarik baginya. Banyak tuntutan yang harus didapat agar mereka mendapat pekerjaan yang layak dan dikatakan terpandang pada satu sisi.
Akibatnya banyak TKW yang merelakan dirinya untuk bekerja diluar negeri, agar mengubah ekonomi keluarga. Sehingga sangat berdampak pada hal yang tidak diinginkan oleh negara kita yaitu adanya kasus kekerasan pada WNI yang bekerja disana. Tingginya angka pengangguran, bagi penduduk berusia produktif namun memiliki pendidikan yang rendah. Sehingga berdampak pada minat bekerja di luar negeri, yang membuat mereka tertarik tanpa perlu meraih Pendidikan yang lebih tinggi untuk mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang banyak.
Adapun dampak pengangguran yaitu sebagai berikut :
- Akan terjadinya sebuah pendapatan rasional yang menurun pada suatu negara.
- Merosotnya pendapatan per-kapasitas masyarakat rendah.
- Mengurangi produktivitas tenaga kerja.
- Upah akan tergolong rendah dikarenakan dampak terhadap sebuah permintaan dan penawaran.
Kasus-kasus PHK juga menjadi bentuk pengangguran tingkat tinggi, pemutusan hubungan kerja (PHK) umumnya diberlakukan oleh suatuh perusakaan dikarenakan akan terjadinya ambang kebangkrutan. Hal tersebut membuat tingkat pengangguran semakin tinggi akibat perusahaan banyak menutuskan hubungan kerja kepada karyawannya.
Tingkat kemiskinan juga menjadi faktor bertambahnya pengangguran di negara kita, akibatnya penduduk yang tergolong miskin biasanya tidak memiliki banyak kesempatan dalam mengenyam Pendidikan yang lebih tinggi. Oleh karena itu, tingkat kemajuan dan pengangguran pada penduduk miskin tergolong sangat melonjak pada saat ini. Sehingga perlunya pemahaman terhadap masyarakat terhadap pentingnya Pendidikan dan pastinya terdapat beasiswa jika ingin melanjutkan Pendidikan tinggi.
Pada dasarnya pengangguran juga bisa dibedakan berdasarkan lama waktu bekerja yaitu sebagai berikut :
- Pengangguran terbuka merupakan sebuah situasi di mana seseorang yang berdampak tidak bekerja sama sekali dan tidak ingin mencari pekerjaan sama sekali. Sehingga pada kejadian tersebut, para pengangguran itu tidak mau berusaha dan berkembang mencari pekerjaan bagi dirinya.
- Setengah pengangguran merupakan Sebuah situasi di mana seseorang bekerja tetapi tenaganya tidak dimanfaatkan dan tidak diukur melalui jam kerja. Sehingga dikatakan sebuah pengangguran tenaga lepas yang bekerjanya sewaktu-waktu ada pekerjaan dan tidak menentu.
- Pengangguran terselubung merupakan Sebuah situasi dimana seseorang tidak bekerja secara produktif. Sehingga menentang pada peraturan yang dimiliki sebuah perusahaan tersebut.