Pendahuluan
Kedelai merupakan tanaman pemenuh kebutuhan pangan yang memiliki banyak kandungan gizi. Namun, kedelai bukan merupakan komoditas asli Indonesia. Kedelai merupakan komoditas negara subtropis seperti Amerika, Brazil, China, dan India (Mahdi N.N. dan Suharno, 2019). Oleh karena itu, produksi kedelai di Indonesia tidak terlalu tinggi.
Selain itu, kedelai bukan merupakan budidaya utama petani dalam pemenuhan kebutuhan pangan seperti padi dan jagung. Hal tersebut karena kurangnya minat petani dalam membudidaya tanaman kedelai.
Kurangnya minat petani dalam membudidaya kedelai mengakibatkan produksi kedelai di indonesia belum mampu untuk memenuhi permintaan kedelai dalam negeri.
Konsumsi kedelai di Indonesia sangatlah tinggi. Konsumsi kedelai di Indonesia terbilang tinggi karena setiap tahun terjadi peningkatan permintaan kedelai untuk diolah menjadi bahan pangan sumber protein nabati.
Tingginya permintaan tidak diimbangi dengan produksi yang dihasilkan di Indonesia sehingga Indonesia banyak mengimpor kedelai dari negara luar seperti Amerika.
Tentu hal ini mempengaruhi tingkat permintaan kedelai dari negara luar. Impor kedelai ini tidak serta merta tanpa adanya pertimbangan.
Tentunya Indonesia memiliki alasan mengapa harus mengimpor dari negara luar. Alasan-alasan tersebut menjadi faktor yang sangat berpengaruh terhadap harga serta penjualan kedelai lokal di Indonesia. Berikut data konsumsi kedelai di Indonesia.
Tabel 1.1 Data Konsumsi Kedelai di Indonesia Tahun 2015-2020
Berdasarkan data diatas, pertumbuhan konsumsi kedelai meningkat setiap tahunnya, meskipun tidak terlalu signfikan. Perkembangan penduduk juga meningat seiring dengan meningkatnya konsumsi nasional yang meningkat drastis dari tahun 2019 sampai 2020.
Peningkatan konsumsi kedelai meningkatkan impor kedelai di Indonesia. Faktor apa saja yang menyebabkan Indonesia banyak mengimpor kedelai dari luar negara. Artikel ini akan membahas faktor-faktor yang menyebabkan Indonesia mengimpor kedelai dari luar negara.