Sejak awal abad ke-20, globalisasi telah menjadi pendorong utama perubahan dalam ekonomi, politik, budaya, dan teknologi. Ini mencerminkan integrasi yang semakin mendalam antara negara, perusahaan, dan individu di seluruh dunia. Perkembangan transportasi, komunikasi, dan teknologi informasi telah memungkinkan pertukaran barang, ide, dan informasi menjadi lebih cepat dan lebih luas daripada sebelumnya.
Di samping harus diakui bahwa proses globalisasi membawa banyak dampak positif namun dampak negatif juga tidak dapat dihindarkan. Salah satu dampak negatifnya adalah makin melemahnya karakter dan kepribadian kehidupan berbangsa dan bernegara masyarakat Indonesia. Berdasarkan dampak tersebut, tantangan terhadap implementasi Pancasila semakin besar dan semakin menggugah setiap komponen bangsa untuk menyadari betapa pentingnya implementasi nilai-nilai Pancasila tidak terkecuali dalam instansi pendidikan.
SMP N 17 Kota Tegal adalah contoh yang membanggakan dari institusi pendidikan yang tidak hanya fokus pada pencapaian akademis, tetapi juga pada pembentukan karakter yang kuat dan nilai-nilai kebangsaan yang kokoh. Dengan mengimplementasikan penghayatan dan penghargaan terhadap nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, sekolah ini memberikan landasan moral yang kuat bagi siswa-siswinya.
Dalam implementasinya, nilai-nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika di SMP N 17 Kota Tegal diwujudkan diantaranya melalui kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler serta dalam pembiasaan keseharian.
Beberapa usaha yang diupayakan sekolah dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika kepada peserta didiknya melalui simbol-simbol yang mencerminkan nilai-nilai tersebut adalah sebagai berikut:
Adanya poster yang ditempel diberbagai sudut di lingkungan SMP N 17 Kota Tegal yang berkaitan dengan pembiasaan dengan 5S (senyum, salam, sapa, sopan, santun). Pembisaan 5S diwujudkan secara sederhana kepada peserta didik dengan cara selalu bertegur sapa ketika bertemu baik itu sesama teman maupun antar warga sekolah lainnya serta melalui pembiasaan salaman di pagi hari sebagai bentuk sikap saling menghormati, sopan, dan santun terhadap sesama agar tercipta iklim sekolah yang damai tanpa adanya diskriminasi ditengah banyaknya keberagaman.
Selain itu, terdapat juga poster dan brosur yang ditempel diberbagai sudut di lingkungan SMP N 17 Kota Tegal yang berkaitan dengan ajakan untuk menghindari tindakan bullying di sekolah. Hal ini tentu memuat pesan yang mendalam bahwa peserta didik perlu menjauhi sikap intoleransi terhadap sesamanya dan tetap menjaga persatuan di lingkungan sekolag sehingga tidak menimbulkan prilaku yang mengarah pada tindakan bullying.
Di tiap kelas, terdapat lambang pancasila disertai foto presiden dan wakil presiden Indonesia. sebagai bagian dari upaya untuk membangun kesadaran nasional dan mengenalkan simbol-simbol negara kepada generasi muda. Ini adalah cara yang bagus untuk mengingatkan siswa tentang nilai-nilai dasar negara dan memberikan penghormatan kepada pemimpin negara.
SMP N 17 Kota Tegal juga tidak membedakan perbedaan agama saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang menunjukkan adanya komitmen untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan menghormati keberagaman. Hal ini penting untuk mempromosikan persatuan dan toleransi di antara siswa serta membangun kesadaran akan pentingnya menghormati perbedaan agama dalam masyarakat yang multikultural.