Lihat ke Halaman Asli

Fadhly Syauqy Syahidan

11230511000092, Mahasiswa semester 2 Program Studi Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mengenal Retorika Dakwah dan Dakwah Retorika

Diperbarui: 25 Juni 2024   16:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Oleh Syamsul Yakin & Fadhly Syauqy Syahidan Dosen dan Mahasiswa Retorika Dakwah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta


Retorika dakwah adalah cara agar pesan dakwah bisa disampaikan dengan menarik dan estetik. Dakwah memerlukan retorika sebagai seni komunikasi, baik verbal maupun nonverbal. Tanpa retorika, dakwah jadi hambar seperti sayur tanpa garam.

Retorika dakwah juga membuat ceramah jadi lebih berbobot. Ini karena dalam retorika, pesan yang disampaikan harus berdasarkan data dan riset. Ceramah yang berbobot sangat cocok dengan audiens yang semakin kritis dan rasional.

Selain itu, retorika dakwah membuat pesan dakwah jadi lebih informatif, persuasif, dan rekreatif. Ini adalah tujuan utama dari retorika. Dengan begitu, pesan dakwah tentang akidah, syariah, dan akhlak bisa lebih mudah diterima dan dipahami oleh audiens, karena mereka merasa mendapatkan informasi yang lengkap.

Yang tak kalah penting, retorika dakwah membantu dai mempraktikkan pathos, logos, dan ethos dalam berdakwah. Ketiga elemen ini diperkenalkan oleh Aristoteles dan bisa meningkatkan performa dai serta respons positif dari audiens. Metode dakwah apapun yang digunakan, pathos, logos, dan ethos harus disertakan.

Retorika dakwah juga penting karena memperhitungkan audiens yang semakin banyak berada di dunia online. Untuk menjangkau mereka, retorika memperkenalkan komunikasi nonverbal, seperti berdakwah melalui media digital. Dalam komunikasi nonverbal, dai bisa menggunakan gerakan tubuh dan bahasa tubuh, baik secara langsung maupun melalui video.

Terakhir, retorika dakwah penting karena berdakwah memerlukan tahapan. Dalam retorika, dikenal lima tahapan pidato yang bisa digunakan dalam dakwah: penemuan (inventio), penyusunan (dispositio), gaya (elocutio), memori (memoria), dan penyampaian (pronuntiatio). Dalam dakwah, lima tahapan ini dikenal sebagai teknik dakwah.

Di sisi lain, dakwah retorika adalah dakwah yang isinya hanya retorika semata. Dakwah ini lebih sering digunakan untuk tujuan tertentu, seperti prestasi politik, pencapaian ekonomi, atau gengsi sosial. Dakwah retorika biasanya dieksploitasi dengan gaya bicara yang memukau, namun tanpa substansi.

Dakwah retorika perlu ditinggalkan karena beberapa alasan. Pertama, dakwah adalah amanah yang berasal dari langit. Banyak ayat Al-Qur'an dan hadits Nabi yang menjelaskan hal ini. Menjadikan dakwah sebagai retorika semata akan membuat dakwah kehilangan ruhnya.

Kedua, dakwah adalah ibadah yang membawa efek positif bagi manusia di dunia dan akhirat. Siapapun yang berdakwah harus memiliki niat yang benar. Dakwah adalah sarana untuk meraih ridha Allah yang membawa rahmat-Nya.

Jadi, retorika dakwah berbeda dengan dakwah retorika.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline