Lihat ke Halaman Asli

Kendaraan Bermotor dan Dampak yang Ditimbulkannya

Diperbarui: 4 April 2017   17:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemarin sore tetangga saya baru saja membeli motor yang katanya dia beli dengan sistem kredit. Iya, betul, sistem kredit dimana dia tidak perlu membayar lunas diawal dan bisa dibayar berangsur dengan biaya awal yang sangat minimal. Kata dia caranya mudah, Cuma modal fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) saja. Sekarang motornya sudah bisa dipakai, bahkan anak tertuanya sudah mencoba berkeliling dengan membonceng dua adik kecilnya.

Sepenggal cerita diatas bukanlah salah satu bentuk promosi usaha kredit kendaraan pribadi ataupun rasa iri saya kepada tetangga yang baru membeli motor itu. Tetapi, saya ingin memberikan gambaran yang sering terjadi di lingkungan masyarakat Indonesia. Suatu kondisi dimana kendaraan bermotor sudah menjadi kebutuhan utama yang harus ada di dalam rumah. Dari cerita diatas, sepertinya tidak sulit untuk memperoleh kendaraan bermotor karena sudah banyak usaha-usaha penjualan yang memudahkan pembeli untuk mendapatkan motor atau kendaraan idaman lainnya.

Kegunaannya memang terasa sekali, urusan bisnis, berangkat sekolah, berangkat kerja, pergi ke rumah saudara bisa dengan mudah dan cepat terfasilitasi oleh kendaraan bermotor milik pribadi yang kita miliki. Tidak perlu capek menunggu dan berdesakan di kendaraan umum ataupun bermandi keringat karena jalan kaki dan bersepeda, semua bisa diatasi dengan kendaraan pribadi yang kita punya, hanya perlu hidupkan kendaraannya, lalu “tarik” gasnya, sangat mudah dan cepat. Untuk hal seperti itu kendaraan pribadi memang bisa menjadi solusi, semua bisa dilakukan dengan waktu yang tidak panjang dan cara yang mudah.

Sepertinya kita terlalu terlena dengan manfaat kendaraan bermotor yang kita miliki. Loh? Maksudnya? Bukankah benar, jika kendaraan yang kita punya memiliki manfaat dan sangat membantu kita. Benar, kendaraan bermotor dapat membantu mempermudah, memperdekat, dan mempercepat segala bentuk pekerjaan kita yang berhubungan dengan jarak. Tetapi, kembali lagi segala sesuatunya pasti memiliki nilai positif dan negatif. Begitupun dengan kendaraan bermotor yang kita punya. Nah, ditulisan ini lah saya akan menyorot dampak negatif dari kendaraan bermotor yang ada. Bahkan sekarang sudah dapat dirasakan hal yang tidak diharapkan dari hadirnya kendaraan bermotor. Menurut data yang ada, transaksi pembelian kendaraan bermotor di tahun 2011 berada di kisaran satu juta transaksi pembelian. Sungguh angka yang besar, karena jika dibagi kedalam dua belas bulan, berarti ada sekitar 83.333 kendaraan yang diboyong ke rumah setiap bulannya selama tahun 2011, atau ada 2.778 kendaraan bermotor yang dibeli setiap harinya. Bahkan diprediksikan akan meningkat tajam di tahun 2012. Hasilnya, akan banyak kendaraan bermotor yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia.

Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, dan Bekasi (Jabodetabek) adalah kota dimana banyak terdapat kendaraan bermotor. Diperkirakan ada sekitar 11.000.000 juta kendaraan bermotor yang melintas dijalan Jabodetabek setiap harinya. Jika dibandingkan dengan panjang dan luas jalan yang disediakan ternyata tidaklah sebanding dengan kendaraan yang melintasinya. Hasilnya, tentu saja kita harus menghadapi kondisi mengantri jalan atau macet di jam dan titik jalan tertentu yang biasa dipadati oleh kendaraan bermotor. Jika sudah macet, tentunya ada waktu yang terbuang, dimana jika kita seorang pebisnis, satu menit saja sangat berharga, tapi karena macet yang terjadi, bukan lagi satu atau dua menit yang terbuang sia-sia, bisa saja 30 menit bahkan berjam-jam yang terbuang. Saya pribadi adalah seorang mahasiswa, setiap senin pagi dan jumat sore saya selalu menggunakan jalan bekasi- depok atau depok-bekasi yang di setiap hari itu pula kondisi jalan hampir selalu padat merayap. Memang macet yang terjadi hanya dikondisi dan waktu tertentu, tetapi kndisi dan waktu tertentu itu adalah waktu dimana orang harus memulai aktivitasnya, dan ini terasa mengganggu.

Permasalahan lainnya adalah jumlah polusi yang dikeluarkan dari asap kendaraan bermotor. Banyak kendaraan yang sudah melakukan uji standar emisi, tetapi banyak pula kendaraan yang masih belum diujikan dan belum lolos dari uji standar emisi yang disediakan pemerintah. Bayangkan jika ada 11 juta kendaraan yang melitas di Jabodetabek dengan masing-masing kendaraan memiliki andil dalam menyumbang asap polusi, berarti sehari-hari udara yang kita hirup bisa jadi sudah banyak terkontaminasi oleh polusi. Efeknya memang tidak terasa langsung dihari itu saja, namun jika kadar ambang batas polusi di tubuh meningkat, maka tubuh tidak akan membohongi kita dengan berpura-pura sehat. Jika penyakit telah muncul, maka kerugian waktu lagi yang akan kita dapatkan. Ya, dimana kita tidak dapat bekerja produktif seperti hari- hari biasanya.

Selain masalah kemacetan dan polusi, masalah lain yang bisa muncul akibat membludaknya kendaraan bermotor adalah meningkatnya angka kecelakaan, pelanggaran lalu lintas, dan kesenjangan sosial. Banyak kecelakaan yang terjadi karena kurang piawainya si pengendara dalam mengemudikan kendaraan bermotornya. Tidak sedikit pula yang mengalami kecelakaan ini adalah anak dibawah umur 17 tahun. Hal ini disebabkan banyak orang tua yang tidak terlalu peduli akan pentingnya pengawasan terhadap anak yang mengendarai kendaraan bermotor. Si anak dengan beralasan ingin seperti temannya yang memakai kendaraan bermotor, merengek kepada orang tuanya agar diizinkan mengendarai kendaraan bermotor yang dimilikinya. Sah- sah saja jika memang si orang tua mengizinkannya, tetapi harus mengetahui resiko yang akan terjadi. Pelanggaran lalu lintas juga sangat sering terjadi, contohnya adalah penerobosan rambu lalu lintas, menyalip/mengebut, dan penggunaan trotoar karena jalan yang tak cukup menampung volume kendaraan adalah beberapa penyebabnya. Trend ikut- ikutan karena ingin dianggap mampu membeli kendaraan bermotor juga menjadi salah satu penyebab semakin membludaknya kendaraan bermotor. Akibatnya sering muncul permasalahan sosial, dimana banyak juga kejadian pencurian kendaraan bermotor karena masalah ekonomi. Hal ini dapat terjadi ketika masyarakat tidak lagi mementingkan orang disekelilingnya dan mengabaikan kaum yang kekurangan, dengan melakukan tindakan konsumtif demi kepentingan individu.

Jika sudah banyak terjadi masalah yang ditimbulkan, barulah tersadar akan efek negatif dari tidak arifnya kita dalam menggunakan kendaraan bermotor. Hasilnya banyak tuntutan kepada pemerintah untuk memberikan ketegasan dan peraturan yang dapat mengatasi masalah macet, polusi, dan lainnya yang ditimbulkan karena pembludakan kendaraan bermotor. Seharusnya bukan hanya sikap menuntut saja yang kita lakukan, kesadaran diri dan langkah solutif perlu juga kita lakukan untuk memperkecil dampak yang timbul.

Menggunakan kendaraan secara bijak dan sesuai dengan kebutuhan adalah langkah awal yang bisa kita lakukan. Gunakanlah kendaraan umum dengan intensitas yang lebih sering dibandingkan menggunakan kendaraan bermotor yang kita miliki, jika takut terlambat karena macet, maka berangkatlah lebih awal dan gunakan transportasi masal yang lebih sedikit terkena resiko macet. Tidak ada salahnya berkorban demi kepentingan bersama. Kurangilah perilaku konsumtif terhadap kendaraan bermotor, artinya beli kendaraan bermotor sesuai dengan kebutuhan, jangan sampai setiap orang dirumah memiliki satu kendaraan bermotor, ini hanya akan menambah banyaknya volume kendaraan. Pastikan kendaraan bermotor yang anda beli sudah lulus uji emisi, ini penting untung lingkungan dan kesehatan kita. Sekalipun kita harus menggunakan kendaraan pribadi, gunakan prinsip “three in one” walaupun anda sedang tidak dalam kawasan yang menggunakan peraturan tersebut. Hal ini dapat mengurangi banyaknya kendaraan bermotor yang hanya digunakan oleh satu orang dalam satu kendaraan. Memberikan masukan kepada pemerintah untuk menerapkan peraturan tentang hak kepemilikan kendaraan bermotor bisa menjadi alternatif pemecahan masalah. Peraturan yang lebih tegas tentang lalu lintas, waktu kepemilikan kendaraan, pengontrolan penjualan kendaraan bermotor, dan jumlah kendaraan maksimal yang harus dimiliki sudah menjadi hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah. Kemacetan diakibatkan tidak sebandingnya volume kendaraan dengan luas jalan, berarti harus ada solusi dalam menambah jalan bagi kendaraan. Memangun fly over bisa dijadikan solusi, tetapi harus diimbangi dengan penanaman pohon sebagai pereduksi polusi. Pemerintah juga harus bisa menyediakan sarana transportasi masal yang lebih nyaman dan aman bagi penggunanya. Dengan merawat dan memperbanyak kerta api listrik, armada bus, dan membangun monorail ataupun subway diharapkan bisa menarik minat massa untuk lebih memilih tansporatasi umum disbanding dengan kendaraan pribadi. Tentunya harus didukung dengan membayar pajak, tiket, dan tidak merusak fasilitas yang telah disediakan agar semua fasilitas dapat terbangun dan terjaga dengan baik. Jika kita bisa melakukan langkah- langkah kecil seperti ini, bukanlah suatu hal yang mustahil permasalahan yang muncul karena pembludakan kendaraan bisa sedikit terkurangi. Kita harus mengingat bahwa perubahan besar ada karena perbuhan kecil yang kita lakukan. Mulailah perubahan dari diri kita sendiri dan jadikanlah diri kita inspirasi bagi orang lain. Sedikit banyak saya sudah menerapkannya dalam kehidupan sehari- hari, bagaimana dengan Anda?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline