Saat ini, mulai seringnya bencana alam bermunculan sehingga intensitas bencana setiap tahun semain naik. Bencana ini bersifat merusak dan membahayakan kehidupan makhluk, ekosistem, dan masih banyak lainnnya.
Dari sekian banyaknya bencana yang ada di Indonesia, terdapat bencana alam hidrometeorologi. Bencana ini memiliki beberapa parameter yang menyebabkan hidrometeorologi muncul, yakni angin, curah hujan, temperatur, dan kelembapan.
Dapat dilihat dalam kurun waktu sejak 2015 hingga 2020 menjadi tahun terpanas sebagai akibat dari gas rumah kaca karena aktivitas manusia itu sendiri yang sifatnya merusak lingkungan dan membahayakan keberlangsungan kehidupan seluruh makhluk dan lingkungan.
Dengan adanya bencana hidrometeorologi, maka perlunya suatu tindakan yang nyata oleh semua elemen masyarakat khususnya generasi muda yang menjadi agen perubahan di masa mendatang sehingga dapat menuntun kelangsungan bumi di masa yang akan datang. Banyak berbagai peran pemuda yang dapat dilakukan seperti reboisasi hutan.
Reboisasi merupakan usaha mengembalikan keadaan hutan yang sudah gundul akibat ulah manusia yang menebang hutan secara sembarangan atau faktor alam lainnnya.
Reboisasi ini penting karena yang dapat diketahui bahwa hutan berperan sebagai penyerap karbon dioksida (CO2) dan pemasok oksigen sehingga efek gas rumah kaca atau pemanasan global dapat dikurangi dan dihindari efek bencana alamnya seperti mencegah naiknya kembalik tinggi permukaan laut sebagai akibat mencair gletser dan lain sebagainya.
Selain reboisasi, para generasi muda dapat memberikan informasi pentingnya peduli iklim dengan melakukan penyuluhan. Penyuluhan itu sendiri dapat berupa video kreatif dll sehingga masyarakat tertarik untuk mengetahui dan memahami tentang iklim sehingga mereka akan sadar bahwa terdapat urgensi yang harus dilakukan mengenai perubahan iklim karena dampaknya sangat berbahaya.
Perlu diketahui bahwa Indonesia menempati posisi pertama dalam ketidakpercayaan perubahan iklim, kalau berlanjut terus akan membahayakan negara Indonesia itu sendiri karena diprediksi Indonesia akan menjadi negara pertama yang mengalami dampak perubahan iklim yang signifikan.
Selain penyuluhan berupa video, para pemuda juga memperkenalkan aplikasi yang telah dibuat oleh BMKG sebagai upaya literasi dan kesadaran bahayanya perubahan iklim jangka panjang.
Aplikasi ini hadir sebagai dampak dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga perlunya memberikan pemahaman kepada masyarakat agar tidak terjadi gagap teknologi sehingga peran dari aplikasi BMKG dalam penanggulangan bencana hidrometeorologi tepat sasaran.
Dengan adanya aplikasi ini, maka para pemuda harus mengambil langkah awal dengan memakai, menyebarluaskan informasi, dan mengajarkan pemakaian aplikasi dari BMKG ini karena manfaatnya tidak hanya untuk menangani masalah bencana alam hidrometeorologi, tetapi dapat memberikan informasi lainnya seperti prakiraan cuaca, gerak angin, dan info-info lainnya yang berkaitan dengan fenomena alam di seluruh wilayah Indonesia secara merata.