Lihat ke Halaman Asli

Bayangkan Jika Sahabat adalah seorang Koruptor!

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bandung-  Bismillahirrahmainrrahim. Mengapa sulit sekali jujur? Mungkin KOMPASIANA sepakat bahwa kejujuran adalah hal yang amat langka sekarang di negeri ini. Hampir tiap hari kita mendengar  kasus korupsi bertebaran dimana-mana. Mulai dari koruptor kelas teri sampai koruptor kelas paus. Dari yang korupsi 1 juta 2 juta sampai yang korupsi miliaran,triliunan. Dari yang bergerak secara individu sampai bergerak secara terorganisir. Luar biasa.

Baik kali ini saya akan menyoroti maraknya kasus korupsi di negeri kita. Entah mengapa negeri kita yang terkenal dengan nilai-nilai keluhuran,sopan santun dan terkenal dengan penduduknya yang ramah seolah tidak berdaya dan tidak bertenaga ketika menghadapi sebuah pekerjaan kriminal yang berefek domino bagi masyarakat. Negeri ini memiliki peluang yang luas untuk dikorupsi, mulai dari korupsi anggaran proyek, korupsi sumber daya alam, korupsi kekuasaan, korupsi wewenang dan lainnya. Ibarat kata bang napi bahwa kejahatan bukan terjadi  hanya karena ada niat pelaku namun juga karena ada kesempatan

Saya akan mencoba memberikan analisis efek domino dari korupsi. Jika misalnya pemerintah menganggarkan Rp.20.000.000,00 untuk  perbaikan kesehatan  masyarakat miskin disuatu daerah dengan spesifikasi obat yang diberikan adalah A dengan kualitas tenaga medis A dengan jumlah peserta maksimal mencapai 200 orang   dan dengan fasilitas penunjang adalah A. Namun karena adanya kesempatan untuk korupsi maka anggaran Rp.20.000.000,00 pun sahabat kurangi menjadi Rp.10.000.000,00 yang membuat semua fasilitas dikurangi kualitasnya.

Bayangkan efek domino yang mungkin terjadi, pertama adalah mungkin obat yang diberikan tidak sebaik anggaran sebelumnya kedua tenaga medis yang digunakan mungkin tidak sebaik yang sebelumnya yang memiliki keahlian lebih. Ketiga jumlah masyarakat yang harusnya bisa mengikuti  program tersebut bisa saja dibatasi dan direduksi. Dan yang ke empat kemungkinan fasilitas yang diberikan tidak sebaik yang sebelumnya.

Bisa anda bayangkan betapa jahatnya diri sahabat? Masyarakat yang seharusnya mendapatkan haknya dan mendapatkan pelayanan yang baik tidak mendapatkan apa yang seharusnya mereka dapatkan. Sahabat bayangkan jika anggaran tersebut digunakan untuk memberikan mereka pelayanan yang lebih baik. Betapa banyak masyarakat yang amat membutuhkan pelayanan medis diluar sana?

Dan bayangkan jika uang korupsi tadi dimakan oleh Anak-anak,Istri,Orangtua,Kerabat sahabat. Mereka telah ikut serta memakan yang bukan haknya. Mereka telah sahabat suapi dengan hal yang tidak baik. Saat sahabat bersama keluarga tengah menikmati lezatnya Pizza dengan menggunakan uang tadi, bayangkan wajah mereka diluar sana yang marah jika mereka tau sahabat mengambil sesuatu yang seharusnya menjadi hak mereka. Sahabat bayangkan orang--orang tercinta sahabat sedang melahap sesuatu yang bukan miliknya. Sedangkan diluar sana masih banyak yang membutuhkan.

Sungguh suatu ironi jika sahabat meberi makan,fasilitas kepada manak,istri ataupun kerabat dimana bersumber dari uang korupsi. Mungkin mereka tidak pernah bertanya dari mana uang tersebut ,karena mereka begitu percaya bahwa apa yang mereka makan adalah halal. Mereka yang menunggu dirumah percaya bahwa sahabat tidak sama dengan para koruptor yang sering muncul di TV . Mereka keluarga sahabat percaya bahwa ayahnya memberikan ini semua murni kerja keras ayahnya. Sahabat, coba bayangkan wajah mereka menanggung malu jika suatu saat pihak berwajib menangkap sahabat dan betapa malunya mereka. Mungkin selama ini mereka begitu bangga memiliki seorang bapak seperti sahabat yang memberikan segalanya untuk keluarga.

Bayangkan wajah mereka tertunduk malu karena dijuluki anak koruptor! Bayangkan mereka menaggung malu ketika akan berbelanja ke pasar dan bertemu dengan banyak orang. Bayangkan betapa besar kemarahan masyarakat yang terzolimi. Bayangkan betapa besar kerugian yang akan mereka alami. Bayangkan semua secara nyata sehingga kita semua sepakat untuk menyatakan tidak pada sesuat hal yang membawa keburukan bernama korupsi.

Di Laboratorium Elektronika,Saat Bandung Hujan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline