Lihat ke Halaman Asli

Kekhawatiran Para Ulama', Kyai dan Habaib di Jakarta

Diperbarui: 20 Juni 2015   04:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

2 tahun yang lalu rakyat Jakarta melakukan pemilihan gubernur Jakarta, tepatnya pada saat itu jokowi n basuki maju untuk mengubah jakarta menjadi Jakarta Baru, dengan logo atau slogan tersebut mereka menjual dirinya untuk memenangkan pertarungan dalam hal Pemilu Gubernur. Dalam memenangkang pertarungan tersebut tidaklah mudah, mereka harus menghadapi 2 putaran, untuk menyisihkan 4 orang penantangnya, kemudian dengan semangat perubahan tersebut, hampir 60% masyarakat Jakarta memutuskan untuk memberi kesempatan pada jokowi-basuki.

Selama 2 tahun perjalanan jokowi-basuki banyak keputusan beliau2 membuat mata Indonesia tertuju pada jakarta. Tapi tidak mudah 2 tahun merubah wajah jakarta yang sangat kusam menjadi rapi, ibarat model harus di make over untuk di buat menjadi enak di lihat, sehingga banyak daerah di jakarta di tata, dari birokrasi, jalanan jakarta, hiburan jakarta, adat istiadat jakarta, semua lini di hajar habis oleh jokowi-basuki.

Belum selesai 5 tahun yang harus di jalani oleh jokowi-basuki, harus di terpa ujian naik pangkat, jokowi sebagai gubernur aktif Jakarta harus mendapat ujian naik pangkat sebagai presiden Indonesia. Ujian ini di mulai saat jokowi-basuki sedang asyiknya menata jakarta. Tapi semua sudah proses ujian saat ini, sehingga harus di lalui. Banyak pihak tidak setuju atas hal ini, tapi keputusan telah di ambil.

Terutama Ulama, Kyai dan Habaib yang berada di jakarta, karena bila Jokowi terpilih menjadi Presiden, mereka tidak rela di pimpin oleh Pemimpin yang Kafir alias bukan beragama Islam, Yaitu basuki. Basuki beragama Non Islam, yang notabene warga Jakarta mayoritas beragama Islam, di tambah masalalu jakarta tentang pembataian warga cina yang tinggal di jakarta. Membuat takut warga jakarta, tidak bisa di pungkiri hal ini.

Sekarang kondisi seperti hal nya di solo, tapi terjadi situasi yang berbeda, di solo pemimpin berasal dari kader partai yang sama. Sedangkan di jakarta, basuki adalah kader dari partai lain. Kenapa hal ini berpengaruh, karena partai dapat menyakinkan bahwa bila di tinggal jokowi pasti partai bisa memantau kondisi yang sama saat ini.

Kekhawatiran Para Ulama', Kyai dan Habaib di Jakarta saya anggap wajar, tapi semua tak harus berlebihan, selama basuki masih menjaga Amanah warga Jakarta tidak perlu yang di khawatirkan. Sehingga bila Jokowi benar naik pangkat, yang harus di lakukan jokowi harus bertanggung jawab kepada warga jakarta untuk menyeimbangkan kondisi saat ini seperti halnya solo.

Jokowi harus menyakinkan bahwa pemimpin penggantinya harus memenuhi kriteria saran dari Ulama di jakarta, selamat berjuang dalam menghadapi ujian naik pangkat pak jokowi, semoga berhasil lolos dengan nilai yang memuaskan. Amin Ya Allah,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline