"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kadar. Tahukah kamu apakah lailatul kadar itu? Malam lailatul kadar itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu diturunkan malaikat dan ruh suci dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar," (QS: Al-Kadar).
Sengaja, Surat Al-Kadar ini saya posisikan di awal paragraf karena ayat-ayat ini merupakan landasan adanya satu malam mulia yang hanya dapat ditemui di dalam bulan ramadan, yaitu malam lailatul kadar.
Malam yang dijelaskan Al-Quran sebagai malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Malam permulaan diturunkannya Al-Quran kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW sebagai petunjuk umat manusia.
Malam yang penuh rahasia dan misterius, sehingga sedikit sekali penjelasan yang dapat ditemui di dalam Al-Quran maupun Hadist Nabi terkait peristiwa ini. Kalau pun ada dalil-dalil atau keterangan terkait kejadian ini (lailatul kadar), sebagian ulama masih dalam posisi berdebat, karena kerahasiaanya yang sangat rahasia.
Rahasia yang menimbulkan riak penasaran sampai memunculkan pertanyaan-pertanyaan "genit". Pertanyaan yang terkesan nyeletuk tetapi hingga saat ini belum sepenuhnya terpecahkan.
Bukan hanya dari kalangan intelektual muslim saja yang begitu penasaran, masyarakat awam pun barangkali berminat ingin memecahkan kode-kode di dalamnya.
Namun sebelum memaparkan beberapa pertanyaan itu, saya ingin menjelaskan bahwa tulisan berjudul pertanyaan-pertanyaan "genit" yang kerap muncul ini tidak bermaksud untuk mengobok-obok keyakinan umat, melainkan hanya ingin menambah khazanah pemikiran islam yang barang kali hanya diperdebatkan di kalangan kampus.
1. Ko' Cuma Semalam
Bagi seorang mukmin, ditemui dan menemui lailatul kadar adalah impian, cita-cita yang mendorong hasrat iman mereka untuk meramaikan siang dan malam bulan ramadan dengan giat.
Bisa dibilang setiap malam ramadan adalah malam lailatul kadar bagi seorang mukmin. Meraka tak mau melewatkan kecuali hanya dengan ibadah kepada Allah.