Lihat ke Halaman Asli

Fadhil Reyhan Kusnadi

Mahasiswa Jurusan Studi Agama Agama UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Peran Masjid Bagi Komunitas Muslim Ahmadiyah

Diperbarui: 6 September 2024   04:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Penyegelan Masjid Ahmadiyah di Garut telah memicu berbagai reaksi dari masyarakat Indonesia, mencerminkan kompleksitas isu kebebasan beragama dan ketertiban sosial di negara ini. Ahmadiyah, sebagai sebuah aliran dalam Islam, sering kali mengalami diskriminasi dan penolakan dari kelompok-kelompok mayoritas yang menganggap ajaran mereka menyimpang. 

Pada 9 Juli 2024, pemerintah daerah Garut menyegel masjid Ahmadiyah dengan alasan untuk menjaga ketertiban dan keamanan di wilayah tersebut, setelah adanya tekanan dari kelompok masyarakat yang menolak keberadaan komunitas Ahmadiyah. Langkah ini, meskipun diklaim sebagai upaya untuk mencegah konflik, menimbulkan pertanyaan serius mengenai komitmen pemerintah terhadap kebebasan beragama yang dijamin oleh konstitusi Indonesia.

Masjid merupakan aspek penting bagi jemaat ahmadiyah dalam menjalankan ajaran agamanya, selain merupakan tempat Beribadah, masjid juga merupakan simbol identitas keagamaan mereka. keberadaan masjid memberikan mereka rasa identitas dan tempat berpijak dalam menjalankan keyakinan mereka, terutama di tengah tantangan sosial dan diskriminasi yang kadang mereka hadapi. dalam konteks dimana komunitas ahmadiyah sering mengalami diskriminasi dan persekusi, masjid menjadi tempat perlindungan spiritual dan emosional. di sana, jemaah dapat merasa aman untuk beribadah dan mengekspresikan keyakinan mereka tanpa takut dihakimi atau diserang. 

salah satu anggota Komunitas Ahmadiyah yang saat ini menetap di bandung, sekaligus menjadi Mubaligh di Masjid Mubarak. bapak Iskandar Gumay. memberikan Respon Nya ketika di wawancarai oleh Tim jakatarub. Beliau sedih atas penyegelan masjid ahmadiyah yang terjadi di garut, masjid yang seharusnya menjadi tempat menyembah tuhan dan bersilaturahmi antar sesama muslim, harus disegel dan dilarang beribadah di dalamnya. itu sangat mencederai Nilai Demokrasi dan Pancasila.

beliau menyatakan juga jika masjid ahmadiyah itu terbuka, tidak bersifat Eksklusif. masjid ahmadiyah sama seperti masjid pada umumnya, seperti masjid Mubarak yang ada di bandung, setiap jum'at menggelar Jumatan yang dihadiri oleh masyarakat pada umumnya, tidak ada pembedaan antara masyarakat umum dan komunitas ahmadiyah di dalam masjid. pak gumay menjelaskan bahwa memang ahmadiyah sangat concern terhadap pembangunan masjid. karena Komunitas Ahmadiyah memiliki Kultur sangat memuliakan Masjid.

terakhir pak Gumay menjelaskan tentang Bagaimana Komunitas ahmadiyah menyikapi tindakan-tindakan intoleransi terhadap mereka dengan slogan "Love for all Hatred for none"  komunitas Ahmadiyah sangat menjunjung cintai damai, mencintai orang yang memusuhi mereka, dan memaafkan orang-orang yang memusuhi mereka. Komunitas Ahmadiyah tidak akan membalas semua tindakan intoleransi terhadap mereka.

harapan pak gumay terhadap pemerintah bagi komunitas Ahmadiyah adalah hukum, undang-undang dan peraturan ditegakkan. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline